Bahaya, Banyak Orang di Dunia Kebal Antibiotik

Kementerian Kesehatan kembali menyerukan kesadaran dalam batasan konsumsi antibiotik.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 18 Jun 2015, 19:30 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2015, 19:30 WIB
Antibiotik
Antibiotik. Foto:ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan kembali menyerukan kesadaran dalam batasan konsumsi antibiotik. Mudahnya masyarakat mengonsumsi antibiotika serta dokter meresepkan obat ini tak hanya menjadi masalah di Indonesia tapi juga dunia.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Co-Chair Technical Advisory Group (TAG) on Antimicrobial Resistance (AMR), Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan, saat ini banyak orang di dunia tidak mempan lagi mengonsumsi antibiotik. Akhirnya, kuman atau virus menjadi sulit dibunuh.

"AMR menunjukkan, obat-obat antibiotika semakin banyak yang tidak mempan lagi. Akhirnya, dunia dapat masuk dalam post antibiotic era, di mana penyakit infeksi ringan pun bisa menjadi berat karena kumannya tidak bisa dibunuh lagi. Juga perlu disadari bahwa penggunaan antibiotika pada hewan dan pertanian jumlahnya lebih besar dari penggunaannya pada manusia. Oleh karena itu kebijakan ini harus dikelola bersama," katanya melalui pesan elektronik yang diterima Liputan6.com, Rabu (17/6/2015).

Tjandra menuturkan, bila tidak ada program penanggulangan antibiotik, berarti kematian akibat AMR akan lebih tinggi daripada kematian akibat kanker dan sebagainya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan saran bagi setiap negara untuk menjalankan program seperti:

1. Meningkatkan pemahaman tentang AMR di masyarakat, kalangan kesehatan serta sektor terkait lainnya

2. Meningkatkan ilmu pengetahuan melalui surveilans dan riset

3. Mengurangi terjadinya infeksi, anatara lain dengan menjaga kebersihan, sanitasi, PHBS dan vaksinasi

4. Penggunaan antibiotika secara optimal sesuai indikasi, jangan berlebihan

5. Menjamin investasi untuk mengatasi resistensi antimikroba

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya