Menristekdikti : Seharusnya Pemerintah Dukung Karya Warsito

Menristekdikti selalu mengapresiasi hasil riset anak Indonesia.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 08 Des 2015, 13:50 WIB
Diterbitkan 08 Des 2015, 13:50 WIB
Menristekdikti Tinjau Klinik Riset Kanker Dr Warsito
Menristekdikti selalu mengapresiasi hasil riset anak Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Menanggapi langkah Kementerian Kesehatan yang sempat mengirimkan surat pada Wali Kota Tangerang untuk menertibkan klinik pengobatan kanker milik Warsito Purwo Taruno, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan (Menristekdikti) Mohamad Nasir justru meminta agar Kemenkes melakukan pendampingan dalam rangka scale-up yang dilakukan oleh ilmuwan berkacamata ini.

Menristekdikti selalu mengapresiasi hasil riset anak Indonesia dan mendorong supaya hasil riset yang telah dilakukan melalui publikasi diwujudkan dalam bentuk prototype dan inovasi. 

"Kalau masalah penyebutan klinis, mungkin bisa diganti dengan terapis. Tetapi dalam hal ini ada kaitannya dengan riset. Barangkali dengan seperti ini, Pak Warsito bisa mendapatkan data eksperimennya dari pasien-pasien yang dianggap sukses memanfaatkan teknologi tersebut," kata Mohamad Nasir saat berkunjung dan meninjau Klinik Riset Kanker Ctech Lab milik Dr Warsito di Jl. Jalur Sutera Kavling Spektra Blok 23BC Nomor 10-12, Alam Sutera, Tangerang, Banten, Senin (7/12/2015) petang. 

Baca juga: 

Untuk memastikan bahwa temuan Warsito ini patut diapresiasi dan dipertahankan, boleh dilakukan penelitian dengan melihat hasil dari pasien yang ditangani menggunakan alat milik Warsito dan ada pasien yang tidak menggunakan alat tersebut.

Langkah selanjutnya, bisa diuji dengan mereka yang selama ini sudah terkena penyakit langsung ditangani, apakah sehat dengan alat itu atau justru sebaliknya. "Penting juga menguji orang yang sehat apakah tetap sehat atau menjadi sakit. Kalau menjadi sakit, berarti alat itu yang bermasalah," kata Nasir menekankan.

Kemudian lihat juga bagaimana pasien yang diterapis dengan kondisi yang sama namun yang satu menggunakan model klinis dan satu lagi menggunakan terapis seperti ini. Lihat hasilnya seperti apa, nanti akan dibandingkan. "Maka itu, dalam tahap scale up, dari pihak Kemenkes harus melakukan pendampingan," kata Nasir.

Seharusnya kita memiliki rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang tinggi, kata Nasir. Karena itu, menurut Nasir, sudah sepatutnya pemerintah mendorong dan memfasilitasi riset-riset yang dilakukan anak bangsa supaya hasilnya benar-benar bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Jangan sampai produk yang telah dihasilkan anak bangsa seperti Warsito malah dimanfaatkan negara lain.

Terlebih, saat ini Warsito tidak mendapat dukungan dana dari pemerintah, yang sudah seharusnya didukung. Menristekdikti berupaya agar hasil riset ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya karena riset ini sangat mutakhir di masa akan datang.

Salah satu contoh pemanfaatan teknologi 4D Brain ECVT yang memiliki kemampuan mendeteksi sumber kejang pada penyakit epilepsi sangat penting sebagai langkah awal tindakan bedah epilepsi. Medan listrik yang dihasilkan 4D Brain ECVT bisa memonitor aktivitas otak, bahkan hingga sisi dalam. Tidak seperti scalp EEG yang hanya bisa memonitor aktivitas otak bagian terluar saja.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya