Liputan6.com, Jakarta Kondisi perasaan yang mudah berubah sering kali membawa dampak dalam sebuah hubungan pernikahan.
Gottman Institute bersama University of California menemukan perilaku yang terjadi dalam sebuah hubungan pernikahan perihal perilaku kritik, defensif, dan perilaku saling mendiamkan antar pasangan yang menyebabkan perceraian sebesar 93 persen.
Baca Juga
Baca Juga
Dari 373 pasangan pengantin baru yang berada dalam satu studi menunjukkan adanya kondisi pertengkaran dengan saling menghina satu sama lain, terjadi dalam tahun pertama pernikahan yang berujung perceraian.
Advertisement
Seperti dikutip laman Independent, Kamis (04/02/2016) hal tersebut terjadi akibat masing-masing individu merasa lebih pintar, lebih baik, atau lebih sensitif terhadap pasangannya. Kedua pasangan sulit untuk menempatkan dirinya sehingga selalu melihat dengan kacamata perspektifnya saja.
John Gottman, seorang psikolog di University of Washington mengatakan, "Hal ini perlu diwaspadai, begitu juga dengan keadaan selanjutnya," tuturnya.
Ketika salah satu dari pasangan sedang mengekspresikan rasa stres atau frustrasi, hal yang perlu dilakukan ialah mendengarkan. Pasalnya cara ini memungkinkan pasangan untuk menghindari pertengkaran dalam rumah tangga.
Tanpa disadari Anda atau pasangan sering membiasakan diri dengan hal negatif yang sangat mempengaruhi prilaku. Padahal, dengan menerapkan hal-hal atau kebiasaan positif mampu meningkatkan hubungan pernikahan Anda sehat dan harmonis.