Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda mendengar bahwa ada peringatan bahwa memanaskan makanan menggunakan wadah plastik dalam microwave bisa menyebabkan kanker? Berita ini tidak sepenuhnya benar.
Bahan plastik yang biasanya digunakan sebagai wadah untuk memanaskan makanan ternyata tidak mengandung dioksin. Ini dikarenakan dioksin hanya muncul ketika sampah, plastik, logam, kayu, dan bahan-bahan lainnya dibakar.
Jadi, selama Anda tidak membakar makanan Anda dalam microwave, maka Anda tidak akan terpapar dioksin. Namun, tetap amankah?
Advertisement
Sebenarnya tidak ada substansi tunggal yang disebut “plastik”, karena istilah tersebut mencakup banyak bahan yang terbuat dari berbagai senyawa organik dan anorganik.
Beberapa zat juga sering ditambahkan ke dalam plastik untuk membentuk dan menstabilkannya, seperti bisphenol-A (BPA) yang ditambahkan untuk membuat plastik menjadi bening dan keras, serta phthalates yang ditambahkan untuk membuat plastik menjadi lembut dan fleksibel.
Zat BPA dan phthalates sering diyakini sebagai “pengganggu endokrin”, serta kedua zat ini juga meniru hormon manusia yang tentunya tidak baik untuk kesehatan.
Karena BPA dan phthalates dapat bocor ke dalam makanan, apalagi pada makanan berlemak seperti daging dan keju, maka FDA mengharuskan produsen wadah plastik untuk mengujinya terlebih dahulu menggunakan tes yang memenuhi standar dan spesifikasi FDA. Kemudian hasil uji data ditinjau terlebih dahulu, sebelum FDA menyetujui bahwa wadah tersebut aman untuk digunakan dalam microwave.
Beberapa tes ini mengukur migrasi bahan kimia pada beberapa suhu panas, dimana wadah plastik tersebut bertahan selama digunakan.
Untuk mendapat persetujuan bahwa plastik tersebut aman digunakan dalam microwave, lembaga FDA mempertimbangkan mulai dari rasio permukaan plastik pada makanan, berapa lama wadah tersebut bisa berada di dalam microwave, seberapa sering seseorang bisa memakan makannya langsung dari wadah plastik tersebut, dan seberapa panas makanan setelah di microwave jika menggunakan wadah plastik tersebut.
Para ilmuwan juga mengukur bahan kimia yang larut ke dalam makanan, serta sejauh mana zatnya bermigrasi ke dalam berbagai jenis makanan. Jumlah penggunaan yang diperbolehkan adalah 100 hingga 1.000 kali. Dan hanya wadah plastik yang lulus tes tersebut, dapat menampilkan label “microwave-safe”, atau kata-kata yang menyatakan bahwa mereka telah disetujui untuk digunakan dalam microwave.
Lalu bagaimana dengan wadah plastik tanpa label “microwave-safe”? mereka tentunya tidak selalu aman digunakan, selain itu FDA juga belum menentukan apakah mereka bisa dipakai atau tidak. Sehingga lebih baik, gunakan wadah plastik yang sudah mendapatkan label tersebut, seperti dilansir dari Health.Harvard, Senin (17/10/2016).