Liputan6.com, Jakarta Sejak tahun 2000 silam, kasus resistensi antibiotik terus meningkat. Hal ini terjadi akibat pemahaman dari penggunaan antibiotik di kalangan masyarakat yang masih salah, seperti tidak menghabiskan antibiotik dengan batas waktu yang ditentukan hingga mengulang resep bahkan memberikan antibiotik ke orang lain.
Untuk memeranginya, penggunaan antibiotik yang cermat dan bijak amat perlu ditekankan kepada masyarakat.
Baca Juga
Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba, Harry Parathon, turut menyampaikan tiga strategi pencegahan antimicrobial resistance (AMR) atau resistensi antibiotik berikut ini.
Advertisement
1. Penggunaan antibiotik yang bijak
Antibiotik digunakan hanya untuk infeksi bakteri dan digunakan dengan cara yang benar. Artinya penggunaan jenis antibiotik harus sesuai dengan jenis bakterinya, "Untuk mengetahuinya harus dengan pemeriksaan laboratorium," kata Harry.
2. Mencegah transmisi
Perpindahan bakteri dari satu pasien ke pasien lainnya. "Biasanya hal ini terjadi melalui petugas kesehatan yang tidak cuci tangan, stetoskop yang tidak dicuci nah itu bakterinya bisa berpindah," ujarnya.
3. Membersihkan lingkungan
Harry menegaskan, setiap individu harus membersihkan lingkungan sekitar, terutama sarang-sarang yang mengandung bakteri seperti di rumah sakit, ICU, kamar operasi, dan tempat tidur di rumah sakit sebagai tempat bersarangnya bakteri yang dapat menyebabkan resistensi antibiotik.
Â