Liputan6.com, Jakarta Perceraian merupakan salah satu pengalaman paling menyakitkan bagi sebuah keluarga. Perceraian tak hanya akhir bagi sebuah perkawinan, melainkan juga akhir impian dan harapan. Terkadang lebih menyakitkan dari kepergian seorang anggota keluarga untuk selamanya.
Para peneliti sepakat, baik perceraian maupun meninggalnya anggota keluarga sama-sama keadaan yang memicu stres dalam hidup. Bila Anda adalah pihak yang ditinggalkan dalam perceraian, sakit yang ditimbulkan serupa dengan kematian.
Baca Juga
Lantas bagaimana cara berkabung yang wajar dan membalut luka perceraian? Berikut sembilan langkah untuk mengatasi luka perceraian, dilansir laman Yourtango, Selasa (31/1/2017).
Advertisement
1. Jangan menahan perasaan Anda
Perceraian sebaiknya diterima dan dirasakan sebagai kehilangan emosional. Merasa tak berdaya, takut, serta rapuh merupakan hal yang umum. Demikian pula dengan rasa marah, kesal, dan membenci diri sendiri yang ikut timbul bersama rasa kehilangan itu.
Anda mungkin merasa yakin tak bisa bertahan menghadapinya. Ini adalah reaksi umum dari trauma perceraian. Karenanya Anda harus benar-benar menerima dan merasakan pengalaman tersebut. Rasa sakit itu akan mengalir jika Anda tidak menekan atau menahannya jauh di dalam hati.
Ingatlah, merasakan emosi tersebut tidak sama dengan bertindak berdasarkan emosi tersebut. Ada juga boleh menuliskan perasaan marah yang dirasakan ke sebuah surat lalu menyimpannya dalam laci. Bertindak berdasarkan rasa marah dengan cara yang destruktif tidak akan diterima dan hanya akan membawa lebih banyak rasa sakit dalam hidup Anda.Â
Â
Temui dokter
2. Temui dokter Anda
Anda mungkin memerlukan penenang untuk mengatasi rasa sakit yang timbul sehingga Anda bisa tetap berinteraksi dengan keluarga dan menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan. Perasaan yang begitu kuat yang akan Anda rasakan sangat menguras emosi dan fisik. Jangan biarkan hal itu memengaruhi kesehatan Anda ketika Anda perlu berpikir jernih. Pilih langkah pengobatan yang membantu Anda tidur nyenyak, ketimbang terus-terusan terbangun dan merasa lelah.
3. Berhati-hati, jangan terlalu menganggap ideal pernikahan Anda
Perceraian adalah indikasi nyata bahwa pernikahan Anda memiliki masalah serius. Perhatikan kecenderungan Anda untuk melihat ke belakang dan hanya mengingat masa-masa indah serta kenangan baik mengenai mantan anda. Paksa diri untuk lebih obyektif. Buat daftar tentang pernikahan dan perilaku menyakitkan dari mantan serta kekecewaan yang timbul.
4. Terima dukungan dari keluarga dan teman
Trauma hidup lebih mudah diterima dengan kehangatan dan dukungan dari mereka yang benar-benar peduli dan menyayangi Anda. Jangan jauhi mereka hanya karena Anda merasa sedih. Cinta dan kasih sayang adalah obat terbaik. Temui orang yang Anda percaya bisa meredakan sakit, meski hal itu hanya sementara.Â
Â
Advertisement
Jangan menyalahkan diri sendiri
5. Jangan menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri karena berakhirnya suatu hubungan adalah berlebihan. Anda tak mungkin menjadi satu-satunya pihak yang bertanggung jawab akan hal itu. Anda hanya menanggung setengah "dosa" tersebut. Demikian pula dengan menganggap bahwa Anda bisa menyelamatkan perkawinan jika Anda melakukan tindakan berbeda.
Hubungan atau relationship tidak pernah mudah. Jadi ketika Anda mulai menyalahkan diri sendiri dan merasa bersalah, tanyakan pada diri sendiri perubahan apa yang mungkin telah dilakukan pasangan Anda untuk membuat pernikahan lebih baik. Sekali lagi, buat daftar hal-hal yang tidak dilakukan oleh pasangan Anda dan pernikahan kalian.
6. Jangan memperburuknya, hadapi kondisi saat ini dan tak perlu berpikir jauh ke depan
Sebaiknya berhati-hati dengan kecenderungan Anda untuk menampilkan semua bayangan ketakutan, keraguan, serta perasaan tidak aman akan masa depan, itu hanya akan membuat Anda lebih takut dan tertekan.
Pikiran seperti, "Aku tak akan pernah bisa melalui ini," dan "Aku tak akan pernah bisa bahagia lagi," serta "Aku tak bisa bertahan sendirian," atau "Aku tak akan pernah bertemu orang baru," hanya muncul jika Anda melihat segala sesuatunya dari perasaan tidak aman. Hal itu disebut dengan memperburuk keadaan.
Pikiran-pikiran yang membuat kondisi lebih buruk hanya melemahkan Anda. Ketika pikiran-pikiran ini muncul, biarkan dia mengalir. Jangan menahan atau memikirkannya. Sibukkan diri dengan hal-hal yang perlu Anda lakukan atau hal lain yang menarik perhatian.Â
Â
Temui penasihat hukum
7. Temui penasihat hukum
Temukan pengacara perceraian yang kompeten adalah langkah pertama yang perlu Anda lakukan. Ini perlu dilakukan secara serius. Anda boleh meminta bantuan keluarga atau teman untuk referensi pengacara yang benar-benar kompeten di bidangnya. Anda juga perlu mempersiapkan informasi terkait finansial dan lainnya. Ini merupakan salah satu langkah untuk mengurus diri sendiri dan move on.
8. Ingat, stres hanya membuat mundur
Hati-hati untuk tidak melangkah mundur ke kebiasaan yang merusak atau menyabotase diri sendiri. Tetaplah bersikap dan berpikir dewasa dengan seluruh kekuatan yang Anda. Sayangi diri sendiri sehingga Anda bisa ada bagi orang lain yang memerlukan Anda seperti misalnya anak. Jangan mengambil atau mengurus proyek baru dalam kondisi ini karena hal itu hanya akan menambah stres Anda. Temukan cara untuk bersantai dan langkah sehat yang baru untuk membuat hidup lebih menyenangkan.
9. Beri penilaian ulang dan perbaharui
Jangan biarkan perceraian memberi definisi pada diri Anda. Jangan jadikan perceraian sebagai proyek hidup Anda, demi menemukan cara untuk membalas dendam atau merasa superior.
Anda hanya perlu lebih bijak melindungi diri dan melanjutkan hidup. Ini waktunya untuk menilai ulang dan memperbarui hidup.
Bila Anda telah siap, temukan hobi baru yang benar-benar Anda sukai. Yang terpenting, pusatkan perhatian pada hal tersebut serta orang-orang yang memiliki akses pada diri Anda.
Advertisement