Liputan6.com, Orlando, Florida Pekerja shift malam yang mengidap diabetes tipe 2 dinilai kesulitan mengontrol kadar glukosa darah dibandingkan dengan pekerja yang bekerja di siang hari atau menganggur. Pernyataan ini berdasarkan studi baru yang akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke-99 Endocrine Society di Orlando, Florida, Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
Hasil studi menunjukkan, kadar glikemik (potensi peningkatan gula darah) jangka panjang terjadi karena apa yang pekerja makan atau masalah tidur yang dialami, sesuai laporan dari Medical Xpress, Rabu (5/4/2017).
Temuan baru dari peneliti di Thailand memperluas penelitian lain yang menunjukkan, kerja shift malam dikaitkan terhadap peningkatan risiko berkembangnya diabetes.
"Sebelumnya, ada sedikit data, apakah orang-orang yang mengidap diabetes tipe 2 dan bekerja shift malam memiliki kesulitan mengendalikan gula darah. Kini, data studi yang kami peroleh terlihat jelas, adanya kesulitan mengontrol diabetes di kalangan pekerja shift malam," kata Sirimon Reutrakul, peneliti utama studi dan profesor Mahidol University Faculty of Medicine, Bangkok, Thailand.Â
Â
Kadar glikemik lebih tinggi
Kadar glikemik lebih tinggi
Di Amerika Serikat, hampir 6 juta karyawan penuh waktu (full time) bekerja shift malam secara permanen atau bergantian, menurut laporan Bureau of Labor Statistics AS. Tim peneliti mempelajari 260 orang dengan diabetes tipe 2 di Thailand berupa 62 pekerja shift malam, 94 pekerja siang hari, dan 104 orang yang menganggur.
Kadar glikemik dikontrol dari hemoglobin tes A1C. Tes A1C menunjukkan tingkat rata-rata gula darah selama tiga bulan sebelumnya. Kebanyakan orang dengan diabetes harus berupaya agar kadar glikemik di bawah 7 persen pada tes A1C, menurut Hormone Health Network.
Pekerja shift malam yang berpartisipasi yang ikut tes A1C, rata-rata memiliki kadar glikemik 8,2 persen, jauh lebih tinggi pekerja siang hari (7,6 persen) dan orang yang tidak bekerja (7,5 persen).
Advertisement
Permasalahan kesehatan
Permasalahan kesehatan
Ketika mengisi kuesioner, pekerja shift malam juga melaporkan, waktu tidur yang lebih sedikit, asupan makanan harian dan indeks massa tubuh (perkiraan lemak tubuh) yang lebih tinggi.
"Pekerja yang mengidap diabetes, yang bekerja di malam hari harus memerhatikan penyakit yang dideritanya. Sebaiknya, mereka makan makanan sehat, olahraga teratur, dan minum obat sesuai yang diresepkan dokter," saran Reutrakul.
Selain itu, perlunya untuk menguji lebih dalam terkait kontrol glikemik pada kelompok pekerja shift malam yang menderita diabetes. Misal, pengujian untuk mengurangi misalignmen sirkadian--gangguan siklus bangun-tidur.