Mimika Kirim 2 Dokter Spesialis untuk Asmat

Kabupaten Mimika, Papua, sejak pertengahan Januari mengirim dua dokter spesialis untuk bergabung bersama Tim Kementerian Kesehatan di Asmat.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Feb 2018, 08:37 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 08:37 WIB
Miris, Begini Kondisi Anak-Anak Asmat yang Dilanda Gizi Buruk dan Wabah Campak
Sepasang suami istri menemani anak mereka yang sedang dirawat di klinik setempat di desa Ayam distrik Asmat, di provinsi Papua Barat (26/1). Jumlah tersebut terhitung sejak September 2017 hingga 24 Januari 2018. (AFP/Bay Ismoyo)

Liputan6.com, Mimika Pemerintah Kabupaten Mimika, Papua, sejak pertengahan Januari mengirim dua dokter spesialis untuk bergabung bersama tim Kementerian Kesehatan untuk membantu penanganan pasien kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat.

Sekretaris Dinas Kesehatan Mimika Reynold Ubra di Timika, Senin, mengatakan kedua dokter spesialis yang dikirim ke Asmat, yaitu dr Jeanne Rini Poespoprodjo spesialis anak dan dr Tanzie spesialis obgin (kandungan).

"Kedua dokter ini sudah bergabung dengan Tim Kemenkes sejak 15 Januari dan sampai sekarang masih berada di Asmat," kata Reynold.

Sebagai kabupaten yang bertetangga langsung dengan Asmat, Kabupaten Mimika kini terus mengantisipasi potensi munculnya wabah campak dan gizi buruk di kampung-kampung perbatasan seperti di Distrik Jita, Mimika Timur Jauh dan Agimuga.

Menurut Reynold, pada akhir 2017, Dinkes Mimika mengerahkan Tim Satgas Mimika Sehat untuk melakukan pelayanan kesehatan sekaligus pendampingan masyarakat di wilayah pedalaman, termasuk masyarakat yang bermukim di kampung-kampung perbatasan Asmat seperti Kampung Blumen di Distrik Jita.

"Sebelum ada wabah campak di Asmat, Tim Mimika Sehat sudah bertugas di kampung-kampung perbatasan Pulau Tiga seperti di Kampung Blumen, Distrik Jita. Satgas Mimika Sehat cukup lama bertugas di sana dan baru ditarik ke Timika pada 20 Desember 2017," jelasnya.

 

Terus membenahi sistem

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Belajar dari kasus wabah campak dan gizi buruk di Asmat itu, Dinkes Mimika terus membenahi sistem kewaspadaan dini pada setiap puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu) di wilayah pedalaman.

Sehubungan dengan itu, kata Reynold, semua petugas kesehatan di tingkat puskesmas dan pustu harus selalu berada di tempat tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan melaporkan setiap perkembangan yang terjadi di wilayahnya, terutama jika ada peningkatan kasus penyakit yang berpotensi menular dan mewabah.

Reynold mengakui hingga sekarang persebaran petugas kesehatan di Mimika belum merata, terutama antara puskesmas dan pustu dalam dan sekitar Kota Timika dengan di wilayah pedalaman.

Ke depan, persebaran petugas kesehatan di kota, sekitar kota dan pedalaman Mimika perlu ditata kembali agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat jangan sampai terganggu atau malah terbengkalai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya