Pendarahan Saat Hamil, Pemicu Kematian Tertinggi Bumil?

Pada ibu hamil, pendarahan bisa dikatakan normal apabila terjadi pada awal kehamilan, tidak berlangsung dalam waktu lama, darah yang keluar sedikit.

diperbarui 21 Feb 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2018, 09:00 WIB
Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Yogyakarta - Beberapa penyakit bisa menimbulkan risiko meninggalnya ibu dan janinnya. Namun, faktor terbesar penyebab kematian ibu hamil adalah pendarahan atau hemorrhage.

Hal tersebut diungkap oleh Alfaina Wahyuni, Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Menurutnya, masalah-masalah kesehatan seperti gizi buruk, hipertensi, infeksi, atau sakit lainnya (jantung, TBC, kanker, dan lainnya) dapat mengarah pada hal yang berisiko membahayakan ibu dan janinnya. Namun yang paling berisiko berupa pendarahan.

"Pendarahan ini keadaan dimana tubuh mengalami kehilangan darah. Pada ibu hamil, hal ini bisa dikatakan normal apabila terjadi pada awal kehamilan, tidak berlangsung dalam waktu lama, darah yang keluar sedikit, dan tidak disertai dengan gejala lain," katanya seperti dikutip dari JawaPos, Selasa (20/2/2018).

Pendarahan, lanjut dia, juga mungkin merupakan tanda ibu akan segera melahirkan apabila terjadi ketika umur kandungan sudah mencapai cukup bulan, yaitu pada 37-38 minggu. Pendarahan bisa juga terjadi sebagai akibat dari abortus atau keguguran.

Akan tetapi, apabila terjadi perdarahan, ia menyarankan agar segera diperiksakan supaya dapat diketahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan.

 

Simak juga video menarik berikut :

 

 

Pertolongan pertama saat ibu hamil alami pendarahan

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Sementara untuk pendarahan yang paling banyak menjadi penyebab kematian adalah perdarahan paska persalinan dimana tubuh kehilangan 500 ml atau lebih darah. Seringkali disebabkan oleh anemia yaitu kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl, defisiensi gizi yang parah, organ tubuh yang belum atau tidak siap untuk mendukung kehamilan, bisa juga jarak kehamilan yang terlalu dekat.

Dikatakannya, penyebab pendarahan tersebut sebenarnya bisa dihindari, salah satunya adalah dengan memerhatikan asupan gizi dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang. Kemudian melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin minimal sebanyak 4 kali agar kesehatan ibu dan janin dapat dipantau dengan baik.

"Serta juga memilih tempat bersalin dengan fasilitas perawatan yang lengkap," ungkapnya.

Lanjut Alfaina, apabila terjadi pendarahan yang perlu dilakukan adalah tetap tenang dan segera mencari pertolongan kesehatan.

"Ibu hamil harus tetap tenang, segera tiduran ke sisi kiri tubuh dan posisikan kaki lebih tinggi. Rasakan gerakan janin dan lakukan pernafasan panjang. Jangan memasukkan apapun dan melakukan pemeriksaan ke jalan lahir," beri tahu Alfaina.

Ia juga menyebut sepanjang 2017 lalu terdapat 34 kasus kematian yang dialami oleh ibu hamil di Yogyakarta. Angka ini berdasarkan data yang dikutip dari Dinas Kesehatan.

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya