Meski Hidup Sehat, Orang yang Merokok Masih Rentan Kena Penyakit

Sudah makan sehat, rajin olahraga, tapi masih merokok? Mungkin Anda tahu penyebab mengapa masih sering terbatuk-batuk.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Mar 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2018, 17:30 WIB
dr. Agus Dwi Susanto (tengah) bersama dr. Erlina Burhan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, memberikan paparan terkait bahaya tuberkulosis di Jakarta, Jumat (23/3/2018). (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti).
dr. Agus Dwi Susanto (tengah) bersama dr. Erlina Burhan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, memberikan paparan terkait bahaya tuberkulosis di Jakarta, Jumat (23/3/2018). (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti).

Liputan6.com, Jakarta Meskipun Anda sudah menjalankan gaya hidup sehat seperti konsumsi makanan sehat dan olahraga, hal itu akan sia-sia jika Anda masih merokok.

"Yang namanya lifestyle itu harus multiaspek. Bukan hanya masalah istirahat cukup, olahraga cukup, minum cukup. Tapi aspek gaya hidup lain juga harus dipenuhi," kata dr. Agus Dwi Susanto, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ketika ditemui Health Liputan6.com di kawasan Pulogadung, Jakarta, Jumat (23/3/2018).

Menurut Agus, jika olahraga atau makan dengan baik namun masih merokok, hal itu bisa berdampak pada kesehatan.

"Kalau dia tetap merokok, itu tetap saja berbahaya. Ada lebih dari 6000 bahan kimia, yang kalau masuk ke dalam tubuh penyakit berisiko," kata Agus.

Sehingga, meskipun seseorang berolahraga dan memiliki asupan nutrisi yang bagus, dengan merokok sama saja dengan memberikan asupan racun.

"Kalau racun sedikit demi sedikit, lama-lama bisa jadi banyak. Kalau banyak bisa jadi penyakit. Mulai dari kanker, penyakit jantung koroner, stroke, bahkan bisa berisiko infeksi."

Agus menambahkan, setiap isapan asap rokok melemahkan sistem silia yang ada di saluran napas. Proses ini membuat rambut getar tersebut tidak bergerak.

"Ini memudahkan kuman untuk masuk dan meningkatkan risiko terkena infeksi, juga meningkatkan seseorang terkena tuberkulosis," tutup Agus.

 

Simak juga video menarik berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rokok Linting atau Kemasan, Mana Yang Lebih Sehat?

Merokok
Cara terbaik adalah dengan menghindari aktivitas yang memicu keinginan merokok. (Foto: iStockphoto)

Sekalipun rokok tersebut adalah tembakau asli yang dilinting, tetap saja bisa berbahaya bagi paru-paru seseorang.

"Semua rokok mengandung zat-zat yang beracun. Sama saja," kata dr. Erlina Burhan dari PDPI, ketika ditemui setelah konferensi pers World Tuberculosis Day 2018.

Senada dengan Agus, Erlina mengatakan bahwa asap rokok mampu melumpuhkan pertahanan sistem pernapasan.

"Makanya orang yang merokok batuk-batuk terus. Itu karena saluran napasnya iritasi," jelas Erlina.

Menurut Erlina, sekalipun beberapa orang tua yang merokok linting memiliki umur panjang, hal tersebut tetap berpengaruh jika dia berhenti merokok.

"Kalau sudah tidak merokok umurnya lebih panjang lagi," kata Erlina sambil tertawa.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya