Jantung Bocor dan Pengapuran Sendi Tak Pupuskan Semangat Oma 79 Tahun Ini

Meski hanya bisa terbaring di tempat tidur karena mengalami jantung bocor dan pengapuran sendi kaki, Marilisih masih punya semangat untuk sehat kembali

oleh Aretyo Jevon Perdana diperbarui 29 Mar 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2018, 10:00 WIB
Oma Marilisih
Marilisih saat ditemui di kediamannya di Jalan Dato Tonggara IV, Kramat Jati, Jakarta Timur. Marilisih hanya dapat terbaring dan duduk di tepi tempat tidurnya karena mengalami pengapuran pada kakinya dan jantung bocor. (Liputan6.com/Aretyo Jevon Perdana)

 

Liputan6.com, Jakarta Usia senja memang menjadi salah satu faktor penurunan fungsi organ tubuh semua orang. Hal ini dialami oleh Marilisih, perempuan usia 79 tahun. Di usianya yang hampir delapan dasawarsa tersebut, perempuan yang akrab disapa Oma Marilisih tersebut mengalami pengapuran pada sendi di kaki dan jantung bocor.

Ditemui di kediamannya, di daerah Kramat Jati, Oma Marilisih tampak selalu berbaring. Hari-harinya memang dia habiskan di tempat tidur. Jangankan melangkahkan kaki, janda beranak tujuh ini sudah tidak sanggup lagi berdiri.

"Kaki saya sudah sakit. Berdiri sudah nggak kuat, apalagi jalan," ujar Perempuan asal Magelang saat diwawancarai Health Liputan6.com, Senin (27/3/2018).

Oma Marilisih mengaku sering mengalami sesak napas karena jantung bocor yang dialaminya. Oleh sebab itu, selain hanya berbaring di tempat tidur, setiap pagi, ia diajak cucu-cucunya untuk berjemur di teras rumah dengan menggunakan kursi roda. Anak keenam, Lily mengungkapkan hal ini dilakukan agar Oma Marilisih tetap dapat menghirup udara segar.

"Saya kasihan sama Oma. Kasihan Oma sehari-hari hanya di dalam kamar terus. Maka, saya minta anak-anak saya dan sepupunya bergantian mengajak Oma ke depan rumah," jelas Lily.

Dalam kondisi seperti itu, Oma Marilisih masih memiliki keinginan untuk beraktivitas. Meski sudah tidak bisa berjalan karena mengalami pengapuran di sendi kakinya, janda yang sejak muda menjadi ibu rumah tangga tersebut ingin bisa berjalan-jalan dengan anak dan cucunya.

"Karena pengapuran, saya dulu itu sering jatuh, makanya jadi begini. Kalau saya masih sehat, mau jalan-jalan sama anak dan cucu. Tapi bagaimana, mau jalan saja sudah takut," ujar Oma.

Alami jantung bocor setahun terakhir

Oma Marilisih
Marilisih bersama anak keempatnya, Lily dan kedua cucunya. Marilisih adalah seorang lansia yang mengalami jantung bocor dan pengapuran pada kakinya, sehingga hanya dapat berbaring di dalam kamarnya (Liputan6.com/Aretyo Jevon Perdana)

Oma Marilisih memang selalu enggan memeriksakan kesehatan. Tak heran bila jantung bocor tiba-tiba diketahui dideritanya sejak setahun terakhir.

"Awalnya sesak napas dan badannya panas. Makanya, kami memaksa membawanya periksa ke dokter, namun ternyata sudah didiagnosa mengalami jantung bocor," kata Lily.

Kini, Oma Marilisih harus bergantung dengan obat jantung yang harus diminumnya setiap hari dan rutin periksa ke dokter sebulan sekali. Untungnya, pengobatan jantung Oma ditanggung BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan.

Oma Marilisih setelah ditinggal suami

Cucu Oma Marilisih
Kedua cucu Marilisih dan kursi roda pemberian seorang relawan. Merekalah yang biasanya menemani Marilisih untuk berjemur di teras depan rumahnya. (Liputan6.com/Aretyo Jevon Perdana)

Obat tentu saja sulit mengembalikan kondisi seperti sedia kala. Tak heran pula kesehatan Oma Marilisih makin hari makin menurun. Menurut Lily, kondisi Oma benar-benar buruk saat ditinggal suaminya meninggal dunia empat tahun silam. Lily mengakui Oma dan mendiang suaminya, Alm. Michael Hadi Purnomo merupakan pasangan serasi, selalu rukun.

"Bahkan Opa (Sapaan untuk Alm. Michael Hadi Purnomo) sampai melarang Oma bekerja. Saya, dari kecil sampai sekarang nggak pernah melihat mereka bertengkar,"kenang Lily.

Hingga kini, Oma Marilisih masih sering membicarakan mendiang suaminya. Kepada Health Liputan6.com, dia mengaku ingin mengunjungi makam mendiang di kompleks pemakaman Pondok Rangon, Jakarta Timur.

"Iya, saya masih terus kepikiran suami," ujar Oma Marilisih.

Meski demikian, Oma Marilisih masih semangat menjalani hidup. Perhatian anak dan cucu menjadi suntikan semangat bagi Oma.

"Maka itu, saya bersyukur, Puji Tuhan, saya masih punya mereka," pungkas Oma Marilisih.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya