Liputan6.com, Jakarta Selama ini masyarakat Indonesia mengenal daun kelor sebagai tanaman pengusir setan. Bahkan daun dari pohon yang tingginya bisa mencapai delapan meter ini dianggap dapat membantu melepas kesaktian dari seseorang.
Konon, ketika seseorang yang 'kesaktian' meninggal, jasadnya akan dimandikan kemudian dibersihkan menggunakan daun kelor. Cara ini agar bersih dari segala makhluk gaib dan benda mistis yang masih menempel pada jasadnya.
Baca Juga
Walaupun kepercayaan mistis terhadap daun kelor merebak di masyarakat, daun kelor kaya gizi. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap, konsumsi daun kelor membantu perkembangan tubuh dan menjadi bahan obat tradisional yang mengobati berbagai penyakit.
Advertisement
Program Manager Pencerah Nusantara, Siska Verawati mengatakan, daun kelor tumbuh subur di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Masyarakat memanfaatkan daun kelor sebagai bahan makanan sehari. Namun, makanan daun kelor awalnya kurang variatif.
"Daun kelor potensi gizinya itu baik, tapi masyarakat di sana kurang variatif membuat masakan dari daun kelor. Jadi, kami (tim Pencerah Nusantara) berupaya melakukan variasi makanan dari daun kelor," kata Siska dalam acara "Pencerah Nusantara: Pemuda di Garda Tedepan Kesehatan untuk Mencapai SDGs” di Tjikini Lima Restaurant & Cafe, Menteng, Jakarta, ditulis Jumat (13/4/2018).
Saksikan juga video menarik berikut:
Variasi makanan dari daun kelor
Dalam upaya membuat variasi makanan dari daun kelor, tim Pencerah Nusantara menggandeng posyandu. Program revitalisasi posyandu melatih para kader membuat nugget kelor dan mi kelor.
Semua bahan dari daun kelor. Adanya program juga merupakan bentuk pelestarian daun kelor. Tanaman daun kelor dilestarikan.
"Jadi variasi makanan dari daun kelor ini seperti nugget kelor dan mi kelor. Potensinya juga tinggi gizi buat anak-anak," ujar Siska.
Yang tak kalah menarik, masyarakat Sumbawa Barat juga wajib menanam daun kelor di rumah masing-masing. Hal ini sebagai bentuk pelestarian terhadap daun kelor.
Advertisement