Omelan Ibu yang Dirindukan Anggota Paskibraka

Sosok Bunda Nina di Asrama Paskibraka belum dirasa cukup oleh dua orang Paskibraka 2018 Tingkat Nasional untuk tidak kangen suasana di rumah.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 01 Agu 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2018, 07:00 WIB
Calon Paskibraka 2018
Calon Paskibraka 2018 Tingkat Nasional dari Provinsi Sumatera Utara, Suci (Kaos Merah) dan Jambi, Rahma (Jilbab Hitam), Mengaku Kangen Sama Omelan Ibu di Rumah (Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Liputan6.com, Jakarta Omelan ibu di rumah yang kini tengah dirindukan dua orang calon Paskibraka 2018, Suci Izdihar Hulwa (Sumatera Utara) dan Rahmadeni Putri Haimda (Jambi).

Suci dan Rahma mengaku senang mendapat pembina seperti Nina di asrama Paskibraka. Di mata mereka, wanita yang akrab disapa Bunda Nina itu begitu sangat keibuan. Berada di dekatnya mampu mengusir rasa rindu teramat dalam terhadap keluarga.

"Tapi bunda engga pernah ngomel-ngomel," kata Rahma sembari tertawa.

Dengan sedikit berurai air mata, siswi SMA N 1 Merlung, Jambi, itu mengingat perilaku ibunya di rumah yang bikin dia kangen setengah mati.

"Aku rindu ibu saat ingatin aku makan. Ibu mengingatkannya itu selalu berulang-ulang. Kalau nanti aku engga makan, dia marah-marah," ujar Rahma kepada Diary Paskibraka di lapangan PP-PON Kemenpora, Cibubur, Jakarta Timur, pada Selasa, 31 Juli 2018.

Menurut gadis berjilbab itu, amarah tersebut merupakan bentuk kasih sayang dia sebagai orangtua yang tidak menginginkan anak-anaknya jatuh sakit.

"Walaupun sekarang sudah mulai betah di asrama, tapi tetap ada yang kurang," kata Paskibraka yang hobi makan ini.

 

Penyesalan Paskibraka 2018 Sumatera Utara

Calon Paskibraka 2018
Baru Sekarang Suci Merasa Bahwa Selama Ini Masih Belum Menjadi Anak yang Berguna untuk Ibunya. Karena itu, Selepas dari Asrama Paskibraka, Dia Ingin Memperbaiki Semuanya.

Sementara, hal yang sangat dirindukan Suci dari sang ibu, ketika melihat wanita yang melahirkannya sudah bangun beberapa jam sebelum adzan Subuh berkumandang guna menyiapkan dagangannya.

Ibu Suci adalah pedagang lontong yang sehari-hari berjualan persis di depan rumahnya, di Pemantang Siantar.

"Yang baru aku sadarin sekarang, aku sebagai anak perempuan satu-satunya kenapa jarang sekali membantu ibu," kata Suci.

"Aku tahu ibuku sudah bangun jam 2 atau jam 3 pagi. Lalu dia masak sayur lontongnya. Aku bukannya bangun untuk membantu, malah lanjut tidur lagi," kata Suci menambahkan.

Kini di saat sudah jauh dari rumah untuk menjalankan Diklat Paskibraka 2018, baru Suci menyadari bahwa selama ini belum bisa menjadi anak yang berguna.

"Itu juga yang membuat aku kangen. Aku sudah berjanji, ketika pulang nanti, harus rajin bantu ibu," kata Suci.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya