Liputan6.com, Jakarta Usia wanita yang kini menjalani program in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung semakin muda. Jika dulu di sekitar akhir 1999 dan awal 2000-an wanita yang melakukan program bayi tabung usia 38 tahun ke atas, kini pesertanya justru semakin muda.
Menurut dokter Ivan Sini SpOG dari Morula IVF Indonesia, faktor edukasi dan informasi mengenai bayi tabung sudah lebih baik. Hal ini yang membuat makin banyak pasangan segera ke klinik bayi tabung.Â
Baca Juga
"Awalnya dulu yang datang (usia) 38-39 dengan rata-rata usia pernikahan 8-9 tahun lah. Makin ke sini, usia 35-an dengan usia pernikahan 3-4 tahun," tutur Ivan saat konferensi pers jelang Morula: Fertility Science Week 2018 di Jakarta ditulis Sabtu (25/8/2018).
Advertisement
Kondisi ini berbeda dengan di Australia. Di Negeri Kanguru itu pasangan yang mendambakan buah hati tapi tak kunjung mendapatkan tak butuh waktu lama untuk memeriksakan diri ke dokter.
Pasangan di Australia akan merasa memerlukan program bayi tabung ketika rata-rata telah memasuki usia pernikahan dua tahun seperti disampaikan Ivan.
Â
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Â
Usia muda memperbesar kans kesuksesan program
Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan program bayi tabung. Selain gaya hidup sehat, faktor lain yang memperbesar kans keberhasilan program bayi tabung adalah usia.
"Walau gaya hidup sehat tapi kalau usia sudah di atas 40-42 itu beda. Di atas 38 tahun, sel telur sudah sedikit," tutur salah satu dokter di Morula IVF Indonesia, dr Arie Adrianus Polim SpOG(K) di kesempatan yang sama.
Bagi wanita berusia di bawah 35 tahun kans keberhasilan program bayi tabung mencapai 50 persen. Jika sudah di atas 38 tahun, kansnya lebih kecil dari itu seperti disampaikan Ivan.
Advertisement