Vaksinasi Campak Tak Merata Sebabkan 110 Ribu Kematian di Dunia

Vaksinasi menyelamatkan banyak nyawa, kasus baru campak terus meningkat di seluruh dunia

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 03 Des 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 03 Des 2018, 18:00 WIB
Pemprov Aceh Akhirnya Bolehkan Vaksinasi MR
Petugas menyuntikan Vaksin Campak dan Rubella (MR) kepada bayi saat dilakukan imunisasi di sebuah puskesmas, Banda Aceh, Rabu (19/9). Pelaksanaan vaksinasi MR di Aceh sempat ditunda karena adanya enzim babi di dalam vaksin. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Wabah penyakit yang berkepanjangan dan parah menyebabkan kasus campak di dunia melonjak dari 2017. Sebuah laporan terbaru dari World Health Organization (WHO) mengungkapkan hal ini.

Mengutip dari rilis di laman resmi WHO, who.int pada Senin (3/12/2018), diperkirakan ada 110 ribu kematian terkait campak di daerah-daerah terdampak. Kesenjangan dalam cakupan vaksinasi menjadi faktor yang menyebabkan tingginya angka tersebut.

Laporan itu menyebutkan, sejak 2000, lebih dari 21 juta jiwa diselamatkan melalui imunisasi campak. Namun, hal ini tidak menghalangi meningkatnya kasus yang dilaporkan dengan angka 30 persen di seluruh dunia pada 2016.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 

Kenaikan terbesar

Pemprov Aceh Akhirnya Bolehkan Vaksinasi MR
Petugas memeriksa bayi sebelum menyuntikan Vaksin Campak dan Rubella (MR) saat dilakukan imunisasi di sebuah puskesmas, Banda Aceh, Rabu (19/9). Pemprov Aceh akhirnya membolehkan pelaksanaan vaksinasi MR yang mengandung enzim babi (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Kenaikan terbesar pada 2017 terjadi di wilayah Amerika, Mediterania Timur, dan Eropa. Sementara Pasifik Barat adalah satu-satunya daerah yang mengalami penurunan insiden campak.

"Tanpa upaya mendesak untuk meningkatkan vaksinasi dan mengidentifikasi populasi dengan tingkat yang tidak dapat diterima anak-anak atau tidak diimunisasi, kita berisiko kehilangan banyak dekade kemajuan dalam melindungi anak-anak dan masyarakat terhadap penyakit yang menghancurkan ini, tetapi sepenuhnya bisa dicegah," ujar Deputy Director General for Programmes di WHO.

CEO GAVI, the Vaccine Alliance Dr. Seth Berkley mengatakan, peningkatan ini memang memprihatinkan tapi tidak mengejutkan. Kurangnya pengetahuan tentang penyebaran penyakit dan vaksin di Eropa, sistem kesehatan yang rendah di Venezuela, serta cakupan imunisasi rendah di Afrika, menjadikan angka campak di dunia tinggi.

"Ada strategi yang perlu diubah. Lebih banyak upaya perlu ditingkatkan untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin dan memperkuat sistem kesehatan," kata Berkley.

 

Investasi berkelanjutan

Campak Asmat
Frater Tarimanik Pr sedang mengukur tinggi badan yang dalam tahapan pemulihan di Kampung Awap Distrik Pulau Tiga (Foto: John Ohoiwirin)

Beberapa badan kesehatan dunia menyerukan investasi berkelanjutan dalam sistem imunisasi, selain memperkuat layanan rutin. Upaya-upaya tersebut harus fokus, terutama bagi mereka yang miskin dan terpinggirkan, serta orang-orang yang tekena dampak konflik dan para pengungsi.

"Investasi yang berkelanjutan diperlukan untuk memperkuat pemberian layanan imunisasi dan untuk menggunakan setiap kesempatan untuk memberikan vaksin kepada mereka yang membutuhkannya," kata Branch Chief of Accelerated Disease Control and Vaccinte Preventable Disease Surveillance di Centers of Disease Control and Prevention (CDC).

Laporan tersebut tersedia di jurnal Morbidity and Mortality Weekly Report pada 29 November 2018 dan WHO's Weekly Epidemilogical Record pada 30 November 2018.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya