Selain Katarak, Ada Penyakit Mata Lain yang Sebabkan Kebutaan

Selama ini katarak merupakan penyakit mata yang dikenal bisa menyebabkan kebutaan. Selain itu, ada juga penyakit lain yang menyebabkan kebutaan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Jan 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2019, 17:00 WIB
20151120-Ilustrasi bulu mata-iStockphoto
Ilustrasi mata kebutaan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Dalam pemaparan pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dokter spesialis mata Ratna Sitompul menyampaikan selain katarak, ada penyakit mata lain yang sebabkan kebutaan.

"Uveitis termasuk salah satu penyakit mata yang menyebabkan kebutaan pada usia produktif (18-60 tahun). Di negara berkembang, dilaporkan 25 persen kebutaan disebabkan uveitis," papar Ratna dalam pidato pengukuhan Guru Besar Tetap FKUI di Gedung IMERI UI, Jakarta, Sabtu, 12 Januari 2019.

Uveitis adalah peradangan pada uvea --lapisan pada mata yang berada di antara lapisan sklera dan retina. Peradangan uvea paling banyak terjadi pada bagian iris dan badan siliar.

Kondisi ini akan menimbulkan nyeri secara tiba-tiba yang disertai mata menjadi memerah. Pada tahap uveitis terkait infeksi di negara berkembang mencapai 50 persen dari keseluruhan kasus seperti disampaikan Ratna dalam pidato pengukuhannya bertajuk Academic-Based Health System: Transformasi Pendidikan, Penelitian dan Pelayanan Kesehatan untuk Menguatkan Sistem Kesehatan Nasional.

 

Sulit temukan mikroorganisme

Dokter spesialis mata Ratna Sitompul dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap FKUI. (Foto: Fitri Haryanti)
Pidato dokter spesialis mata Ratna Sitompul saat dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap FKUI. (Foto: Fitri Haryanti)

Pada kasus uveitis, sulit menemukan mikroorganisme penyebab penyakit ini. Laporan penelitian La Distia Nora dan tim, sebanyak 45 persen penyakit uveitis di Indonesia termasuk jenis uveitis idiopatik.

Jenis uveitis idiopatik adalah sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Keterlambatan diagnosislah yang menyebabkan kebutaan.

"Intinya, pusat pengembangan, baik pendidikan, pelayanan, dan penelitian uveitis perlu dipertimbangkan untuk tersedia," lanjut Ratna.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya