Waspada, Ini Penyebab Katarak Datang Lebih Cepat

Saat ini ada sekitar satu juta orang buta karena katarak. Selain dicurigai matahari, penyakit diabetes juga bisa membuat seseorang rentan terkena katarak.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 07 Nov 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2018, 07:00 WIB
RS EMC Sentul Gelar Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis
Operasi katarak. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Saat ini ada sekitar satu juta orang buta karena katarak. Tingginya angka pasien katarak karena Indonesia berada di garis equator sehingga tersorot sinar matahari seperti disampaikan Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Muhamad Sidik.

"Dicurigai sinar UV B bisa mempercepat timbul katarak," kata Sidik ada Konferensi Pers Terkait Hari Penglihatan Sedunia di Jakarta ditulis Rabu (7/11/2018).

Namun, selain sinar matahari, Sidik menyebutkan bahwa orang dengan diabetes melitus juga rentan terkena katarak.

“Ada beberapa hal lagi yang bisa menjadi penyebab katarak, yaitu diabetes melitus atau kencing manis. Orang kencing manis kalau kadar gula meningkat terus bisa menimbulkan katarak dengan cepat,” kata Sidik seperti dilansir laman Sehat Negeriku milik Kementerian Kesehatan RI.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Operasi katarak atasi kebutaan

RS EMC Sentul Gelar Bakti Sosial Operasi Katarak Gratis
Pasien sebelum melakukan operasi saat bakti sosial operasi katarak bagi masyarakat prasejahtera di EMC Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/10). Bakti sosial ini diikuti 74 pasien. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ketika sudah katarak, pastikan tidak jadi kebutaan. Caranya dengan operasi.

“Operasi katarak adalah operasi paling efektif, paling efisien, paling menimbulkan benefit paling tinggi daripada tindakan prosedur lainnya, sehingga orang yang tadinya tidak produktif jadi produktif lagi,” tambah Sidik. 

Saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama bersama Komisi Mata Nasional (Komatnas) dan stake holder lain sudah menyusun satu peta jalan penanggulangan gangguan penglihatan di Indonesia. Peta jalan tersebut telah diadopsi oleh Organisasi Internasional Pencegahan Kebutaan (IAPB) untuk dijadikan contoh bagi negara lain.

“Peta jalan ini kalau memperlihatkan bagaimana strategi mengatasi gangguan penglihatan yang dimulai dari tingkat Posbindu, fasilitas kesehatan Primer, dan RS tipe C sampai A,” jelas Sidik.

Hadir di acara tersebut, Menteri Kesehatan Nila Moeloek yang mengatakan regulasi kesehatan mata akan percuma jika perilaku kita tidak berubah. Sehingga, penting juga peran aktif masyarakat melakukan gaya hidup sehat.

“Jadi, lakukan perilaku hidup sehat seperti olahraga, makan buah, dan cek kesehatan secara berkala. Cek kesehatan berkala itu penting, mata kalau sudah kena (bermasalah) karena sakit gula misalnya, butanya bisa permanen. Jadi, yang penting itu bukan mengobati tapi mencegah,” kata Nila.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya