Benarkah Makan Sebelum Tidur Tingkatkan Risiko Kematian Dini?

Makan sebelum tidur selalu disebut tak baik untuk kesehatan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 25 Jan 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2019, 20:00 WIB
20160303-Ilustrasi Insomnia-iStockphoto
Ilustrasi Insomnia atau Susah Tidur (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah ahli percaya bahwa makan sebelum tidur akan memengaruhi kadar gula darah dan masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes dan jantung.

Sebenarnya, adakah bukti jelas yang mendukung teori ini?

Seperti dikutip dari WebMD pada Sabtu, 26 Januari 2019, para peneliti menganalisis data kesehatan selama tiga tahun di Jepang guna menemukan jawaban ini. Mereka pun melibatkan 1.550 orang dewasa paruh baya, yang dua pertiga di antaranya berumur lebih dari 65 tahun.

Sekitar 16 persen pria dan 7,5 persen wanita melaporkan langsung tidur dalam dua jam setelah makan malam. Namun, selama tiga tahun, tidak ada perubahan signifikan dalam kadar HbA1c (ukuran glukosa darah rata-rata yang dianggap sebagai indikator risiko kesehatan) peserta.

"HbA1c rata-rata adalah 5,2 persen pada tahun pertama, dan 5,58 persen pada tahun kedua dan ketiga, dalam kisaran normal. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita," ungkap peneliti.

Berat badan, tekanan darah, lemak darah (trigliserida), tingkat aktivitas fisik, merokok dan minum alkohol justru berkaitan dengan perubahan kadar HbA1c daripada waktu makan sebelum tidur.

 

Bagaimana Kelanjutannya?

20160303-Ilustrasi Insomnia-iStockphoto
Ilustrasi Insomnia atau Susah Tidur (iStockphoto)

Kendati demikian, karena ini adalah penelitian observasional, peneliti tidak dapat menentukan penyebabnya. Mereka juga tidak tahu waktu makan malam yang tepat hingga mungkin memengaruhi hasilnya.

Ditambah pula makanan tradisional Jepang mengandung banyak sayuran dan sup dalam porsi kecil, temuan itu mungkin tidak berlaku untuk negara lain, kata Su Su Maw, Ph.D. pakar Ilmu Kesehatan di Universitas Okayama di Jepang dan rekannya.

"Lebih banyak perhatian harus diberikan pada makanan dengan porsi yang cukup serta komponen makanan, tidur yang cukup dan menghindari merokok, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan, karena variabel-variabel ini memiliki pengaruh yang lebih mendalam pada proses metabolisme," tulis penelitian yang dipublikasikan secara daring (online) 21 Januari di jurnal BMJ Nutrition, Prevention & Health.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya