14 Nyawa Melayang Akibat DBD di Jabar

Berdasarkan data hingga 28 Januari 2019 ada 14 kasus kematian akibat DBD di Jawa Barat.

oleh Arie Nugraha diperbarui 30 Jan 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2019, 16:30 WIB
Nyamuk
Ilustrasi Foto Nyamuk (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Angka kematian akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat mencapai 14 kasus dari total 2.204 kasus. Berdasarkan data hingga 28 Januari 2019, kasus DBD telah terjadi di 27 kabupaten kota di Jawa Barat.

Berdasarkan data kasus kematian akibat DBD paling tinggi ada di Kota Bogor dan Kabupaten Bandung, masing-masing tiga kasus. Lalu, di Kabupaten Bogor 1 kasus kematian, Kota Depok 2 kasus kematian, Kabupaten Cianjur 2 kasus kematian, Kota Sukabumi 1 kasus kematian dan Kota Bekasi 2 kasus kematian.

"14 kematian itu seluruhnya dipastikan positif terpapar DBD," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Widyawati, di Bandung, Rabu, (30/1/2019).

Terbitkan surat edaran

Widyawati menuturkan untuk meningkatkan kewaspadaan paparan penyakit DBD di masyarakat, Dinas Kesehatan Jawa Barat telah menerbitkan surat edaran penanggulangan penyakit deman berdarah dengue (DBD) ke seluruh kabupaten kota yang ada. Selain ke pemerintah daerah, surat edaran itu dikirimkan juga ke seluruh puskesmas dan rumah sakit.

Hal itu dilakukan karena ada peningkatan jumlah kasus penyakit DBD pada Januari 2019 dibandingkan bulan yang sama di dua tahun sebelumnya. Untuk mengantisipasi terus merebaknya kasus DBD di masyarakat, dinas kesehatan menurunkan tim penyuluhan.

"Teman-teman turun ke lapangan untuk pemeriksaan jentik. Untuk pemeriksaan, harus lebih jeli kalau ada deman dua sampai tujuh hari, kita harus tetap waspada meskipun belum tentu DBD tetap kita harus memeriksa intensif apakah itu DBD atau bukan," jelas Widyawati.

 

Berantas sarang dan jentik nyamuk

Cerita Sri Pencari Jentik Nyamuk di Cirebon
Berantas sarang nyamuk. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Widyawati menghimbau kepada seluruh masyarakat agar ikut serta mengantisipasi penyebaran penyakit DBD yang ditularkan oleh nyamuk dengan memberantas sarang nyamuk. Alasannya kata Widyawati, satu-satunya cara terhindar dari penyakit DBD adalah dengan gerakan memeriksa jentik-jentik nyamuk.

"Karena satu nyamuk kalau bertelur, telurnya itu bukan satu tapi ratusan. Dalam waktu satu dua hari, telur itu akan berubah jadi jentik. Kebayang enggak nyamuknya itu berkembangnya kayak apa," ujar Widyawati.

Widyawati menjelaskan tindakan pengasapan atau fogging hanya menumpas nyamuk dewasa. Namun jentik-jentik nyamuk lebih efektif dibasmi dengan secara rutin membersihkan sarangnya.

Jumlah kasus DBD dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir (2010-2018) di Kota Bandung, jumlah kasus tertinggi terjadi pada tahun 2013 yakni 5.736 kasus. Angka ini kemudian turun di tahun 2014 yakni 3.132 kasus.

Namun kemudian kembali naik pada tahun 2015 yakni 3.640. Pada tahun 2016 naik menjadi 3.880 tetapi turun lagi di tahun 2017 yakni 1.786 dan kembali naik di tahun 2018 yakni 2.826 kasus.

 

Saksikan juga video menarik berikut

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya