Liputan6.com, Jakarta - Pasca-banjir surut, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bekasi, Jawa Barat, meningkat. Hal ini disebabkan banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti.
Selain itu, lingkungan yang dipenuhi sampah sisa banjir juga menjadi faktor perkembangbiakan nyamuk. Terlebih saat ini masih memasuki musim penghujan, yang membuat risiko penularan juga tinggi.
Baca Juga
Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe mengatakan, wilayah dengan kasus DBD terbanyak, salah satunya berada di Kecamatan Pondok Gede, dengan rata-rata pasien dari kalangan balita dan anak-anak.
Advertisement
"Kami temukan beberapa kasus yang cukup meningkat di Pondokgede. Melihat para pasien yang ada di RSUD Pondokgede, rata-rata masih balita dan anak-anak," kata Bobihoe di RSUD Tipe D Pondokgede, Kamis (13/3/2025).
Untuk menekan penyebaran DBD semakin meluas, ia meminta Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk fokus menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), khususnya di setiap lingkungan dan rumah tangga.
"Dinas kesehatan, puskesmas harus bertindak cepat untuk melakukan langkah antisipasi supaya tidak terjadi penambahan kasus DBD," tegas Bobihoe.
Menurutnya, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak untuk penanganan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini. Mulai dari dinas terkait, kecamatan, kelurahan, tiga pilar, RT/RW, kader PKK, Dasawisma, kader Jumantik, dan tokoh masyarakat.
Â
Instruksikan PSN di Seluruh Titik
Bobihoe juga menginstruksikan Dinas Kesehatan Kota Bekasi untuk melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi intens di tujuh tatanan, pemukiman, tempat kerja, tempat pengelolaan makanan, sarana kesehatan, institusi kesehatan, tempat umum dan sarana olahraga.
"Barangkali ada tempat-tempat atau rumah kosong dan tanah kosong yang ditinggal pemiliknya, ini yang harus dijadikan perhatian bagi semua pihak untuk dilakukan PSN di lokasi-lokasi tersebut," paparnya.
Bobihoe juga meminta kepada seluruh camat dan lurah agar berkoordinasi dengan pengurus RW dan RT di masing-masing lingkungan, agar lokasi yang tidak dapat dimasuki, dipantau oleh kader Jumantik. Hal ini untuk memastikan tidak ada satupun lingkungan yang terlewat.
"PSN wajib dilakukan secara efektif dan kuncinya masih PHBS. Semoga dengan arahan tadi dapat menjadikan semangat semua pihak. Ayo kita tekan angka kasus DBD. Jangan kalah dengan DBD, harus yakin kita bisa selesaikan kasus tersebut secara bersama," imbuhnya.
Â
Advertisement
Lumpur dan Sampah Sisa Banjir
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, kondisi terkini di seluruh wilayah terdampak, nihil genangan air dan hanya tersisa endapan lumpur di beberapa titik.
Selain mengerahkan personel untuk bersih-bersih sisa lumpur, pemerintah daerah juga terus mengelola bantuan dari berbagai pihak dan mendistribusikan kepada masyarakat melalui kecamatan dan kelurahan.
"Pemkot Bekasi melalui BPBD Kota Bekasi memberikan bantuan kebutuhan dasar, termasuk air mineral dan makanan siap saji kepada warga terdampak," kata Kepala BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso, Rabu, 12 Maret 2025.
Selain lumpur, tumpukan sampah juga menumpuk di Bendungan Koja dan membuat aliran Kali Cikeas sepanjang 200 meter dan lebar 10 meter ini terhambat.
Ironisnya, meski keberadaan sampah sudah nyaris sepekan, namun belum ada petugas dari dinas terkait yang melakukan pembersihan.
Â
Warga Khawatir Banjir Lagi Akibat Tumpukan Sampah
Warga sekitar khawatir banyaknya sampah akan menghambat laju air yang pastinya bisa berimbas banjir di wilayah mereka. Terlebih hujan deras diperkirakan masih intens terjadi di wilayah Kabupaten Bogor.
Sampah ini udah ada pas banjir kemarin, kiriman dari Kali Cikeas Bogor, jadinya numpuk di sini. Sekarang makin penuh, kebanyakan bambu sama kayu-kayu," kata Diah, warga sekitar.
Tak hanya Bendungan Koja, puluhan ton sampah juga tersangkut di bawah jembatan Kemang Pratama, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jumat, 7 Maret 2025. Sampah yang terdiri dari berbagai material itu terbawa arus Kali Bekasi saat bencana banjir terjadi.
Mayoritas sampah merupakan limbah rumah tangga yang bercampur puing-puing bangunan yang rusak akibat banjir. Banyak juga sampah kiriman dari hulu yang terbawa derasnya arus Kali Bekasi dan akhirnya bermuara di bawah jembatan tersebut.
Advertisement
