Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Barat per 27 Januari 2019 sebesar 153 kasus. Jakarta Barat menduduki peringkat ketiga dengan jumlah kasus DBD terbanyak.
Baca Juga
Advertisement
Peringkat pertama kasus DBD diduduki Jakarta Selatan dengan 231 kasus dan peringkat kedua Jakarta Timur dengan 169 kasus DBD.
Menilik hal tersebut, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat, Weningtyas Purnomo Rini menerangkan, pihaknya terus berupaya menekan angka kasus DBD.
"Kami berupaya keras melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Ini merupakan gerakan yang dilakukan seluruh masyarakat juga," kata Weningtyas dalam konferensi pers DBD di Kementerian Kesehatan, Jakarta, ditulis Jumat, 1 Februari 2019.
PSN menyasar permukiman warga, sekolah serta sarana umum dan olahraga. Bak mandi dan genangan-genangan air yang jadi tempat favorit nyamuk aedes aegypti, pembawa virus DBD berkembangbiak ini juga dibersihkan.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Jumantik dan penempelan stiker warna merah
Setiap kecamatan dan kelurahan di Jakarta Barat juga mempunyai satu jumantik. Jumantik bertugas memantau jentik-jentik nyamuk aedes aegypti.
"Setiap rumah juga dilakukan pemeriksaan untuk memantau jentik-jentik nyamuk ada atau tidak. Kalau terbukti ada jentik nyamuk, ya bak mandi, misalnya harus dikuras," ujar Weningtyas.
Ada juga upaya PSN menggunakan larvasida untuk membunuh jentik nyamuk. Larvasida massal sudah dilakukan di daerah Kecamatan Kalideres dan Cengkareng.
"Kami juga menempel stiker warna merah bergambar nyamuk aedes aegyti di rumah warga. Stiker merah itu menandakan rumah warga yang bersangkutan terdapat jentik-jentik nyamuk. Penyuluhan soal DBD dan imbauan 3M (Menguras, Menutup, dan Menutup) dilakukan," tambah Weningtyas.
Advertisement