7 Mitos Medis yang Tak Perlu Dipercayai Lagi

Di dunia kesehatan ada banyak mitos yang beredar. Berikut faktanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jul 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2019, 15:00 WIB
Selai Kacang
mitos seputar alergi kacang pada anak (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta Di dunia kesehatan ada banyak mitos yang beredar. Bahkan, tak cuma pasien yang percaya beberapa dokter pun mempercayai mitos tersebut.

Saat mengungkapkan sebuah fakta apalagi di dunia medis perlu didukung oleh riset ilmiah yang terpercaya. Baru-baru ini, para peneliti menemukan 400 hal yang bertentangan dengan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal terkemuka seperti mengutip NY Times, Jumat (5/7/2019).

Para peneliti menelisik 3.000 penelitian yang diterbitkan dari 2003-2017 di JAMA dan Lancet serta New England Journal of Medicine dari 2011-2017. Hasilnya, ada 1 dari 10 kesimpulan yang berkebalikan dengan apa yang dokter yakini selama ini. 

"Orang-orang yang sangat cerdas dan beritikad baik untuk mempraktikkan mitos-mitos ini sejak lama, tapi mereka salah," kata dokter Vinay Prasad dari Oregon Health and Science University, Amerika Serikat. 

Berikut mitos yang harus berhenti dipercayai dan penjelasan fakta yang sebenarnya:

1. Anak alergi kacang apabila dikenalkan sebelum 3 tahun

Banyak dokter yang menasihati orang tua untuk tidak mengenalkan kacang pada anak di bawah tiga tahun. Faktanya, anak yang mengenal kacang sebelum berusia 1 tahun tidak berisiko lebih besar terkena alergi kacang.

2. Minyak ikan mengurangi risiko penyakit jantung

Ikan berlemak mengandung asam lemak omega-3. Suplemen omega-3 menurunkan kadar trigliserida yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung. Tetapi berdasarkan dalam uji coba pada 12.500 orang yang berisiko mengalami gangguan jantung, suplemen omega-3 terbukti tidak melindungi dari penyakit jantung.

 

3. Ginkgo biloba mencegah hilang memori dan demensia

Tumor Otak (iStockphoto)
Ilustrasi otak (iStockphoto)

Banyak pengobatan Tiongkok kuno yang menggunakan suplemen dari daun pohon ginkgo yang dipercaya dapat menguatkan memori seseorang. Namun, sebuah studi pada 2008 mengatakan bahwa suplemen ginkgo tidak relevan membantu meningkatkan memori.

4. Pengobatan testosteron membantu pria mempertahankan ingatan

Penelitian awal mengatakan bahwa pria paruh baya dengan kadar testosteron yang tinggi memiliki jaringan otak yang lebih baik. Pria yang lebih tua juga memiliki tes fungsi mental yang baik. Tetapi, uji klinis menunjukkan bahwa testosteron tidak membantu pria yang lebih tua menghindari kehilangan ingatan.

5. Rumah bebas debu, tikus, dan kecoak melindungi dari serangan asma

Ada teori bahwa reaksi alergi hama dapat memicu serangan asma. Tetapi berdasarkan manajemen hama intensif di rumah pada 2017, anak-anak yang peka terhadap alergen tikus atau hama tidak mengurangi frekuensi serangan asma.

 

 

6. Alat penghitung langkah tidak membantu menurunkan berat badan

Ilustrasi jalan kaki olahraga untuk orang dengan nyeri lutut (iStock)
Ilustrasi jalan kaki olahraga untuk orang dengan nyeri lutut (iStock)

Faktanya, di antara 470 pelaku diet mengalami penurunan kalori dan mengalami penurunan berat badan dengan menggunakan step counter atau penghitung langkah daripada mereka yang hanya mengikuti saran standar diet.

7. Air ketuban pecah, ibu hamil harus segera melahirkan

Kadang-kadang, sebelum waktunya ibu melahirkan, air ketuban pecah. Dokter kandungan khawatir apabila bakteri dapat menyerang bayi, sehingga menyarankan untuk segera melahirkan. Tetapi uji klinis menemukan bahwa jika dokter memantau janin sambil menunggu waktu persalinan secara alami, janin tidak berisiko terkena infeksi.

 

Penulis: Febrianingsih Alamako

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya