Gangguan Tidur Tak Cuma Insomnia, Waspadai Juga Bahaya Hipersomnia

Dokter yang juga praktisi kesehatan tidur Andreas Prasadja mengatakan masalah tidur bukan hanya insomnia saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jul 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 18:00 WIB
20160303-Ilustrasi Insomnia-iStockphoto
Ilustrasi Insomnia atau Susah Tidur (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Berbicara gangguan tidur mungkin yang langsung terlintas adalah insomnia. Padahal, hipersomnia juga mengintai masyarakat dan banyak yang belum sadar akan gangguan ini. 

"Penderita hipersomnia tidurnya sudah enak, rasanya dari malam sampai ya tidur. Tapi di pagi hari masih merasa ngantuk, siang hari kadang masih mengantuk. Produktivitas tentu terganggu, namun selain itu hipersomnia juga berbahaya untuk kesehatan dan keselamatan," kata praktisi kesehatan tidur di Snoring and Sleep Disorder Clinic, RS Mitra Keluarga Kemayoran, dr Andreas Prasadja, RPSGT.

Ada banya penyebab gangguan tidur hipersomnia. Dia menerangkan di antarnyaSleep apnea itu penyebab yang paling sering, narkolepsi, hingga behavior-induced insufficient sleep syndrome (BISS).

"Masih banyak yang belum tahu alasan mereka kenapa ngantuk. Orang Indonesia kalau ada gangguan pada kesehatannya, yang dipikirkan adalah saya harus makan apa, saya harus olahraga apa, padahal bukan itu," tutur Andreas dalam talkshow gathering RS Mitra Keluarga ditulis Kamis (11/7/2019) di Jakarta. 

 

Saksikan juga video menarik berikut


Pentingnya Tidur Berkualitas

20160303-Ilustrasi Insomnia-iStockphoto
Ilustrasi Insomnia atau Susah Tidur (iStockphoto)

Paradigma kesehatan modern, ada tiga faktor utama yang menentukan kesehatan manusia: keseimbangan nutrisi, olahraga, dan yang menjadi dasar adalah kesehatan tidur.

"Mau diet bagaimana tidak bisa kurus, mau olahraga bagaimanapun tanpa kesehatan tidur salah-salah bisa kena serangan jantung," kata Andreas.

Dia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjutuntuk menentukan langkah yang tepat untuk menyembukan penyakit-penyakit gangguan tidur.

"Untuk penangganannya, pertama saya periksa dulu apa penyakit tidurnya. Setelah itu baru kita tentukan apa perawatannya," jelas Andreas.

 

Penulis: Febrianingsih Alamako

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya