Penyakit Paling Umum yang Mendera Anak Akibat Paparan Polusi Udara

Akibat terpapar polusi udara, sederet penyakit paling umum rentan didera anak.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Agu 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2019, 06:00 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Anak sangat rentan terpapar lingkungan yang berubah, termasuk polusi udara. Dalam hal ini, anak-anak akan menghirup lebih banyak polusi per kilogram berat badan dari udara berkualitas buruk dibandingkan orang dewasa.

Anak berada dalam periode penting perkembangan sehingga pajanan racun dapat menyebabkan efek negatif. Anak juga mempunyai kebiasaan menjelajah dan beraktivitas di luar ruangan sehingga rentan menghirup polutan polusi udara.

“Pengaruh polusi udara yang paling umum pada anak, yaitu iritasi mata dan saluran pernapasan, penurunan fungsi paru, serta perburukan penyakit paru dan jantung yang sudah ada sebelumnya,” papar dokter spesialis anak konsultan respirologi Wahyuni Indawati melalui keterangan tertulis kepada Health Liputan6.com, ditulis Selasa (13/8/2019).

Risiko perburukan penyakit paru juga akan lebih tinggi pada anak yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Misal, asma, pneumonia, penyakit jantung, gangguan imunitas, malnutrisi, dan lain-lain.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Kurangi Dampak Polusi Udara

Polusi Udara di Jakarta
Pengendara menggunakan masker saat meintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (12/3). Rata-rata harian kualitas udara di Jakarta dengan indikator PM 2.5 pada 2018 adalah 45,3 mikrogram per meter kubik udara. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Wahyuni juga membagikan beberapa panduan untuk meminimalisir dampak kualitas udara yang buruk pada anak.

“Hindari beraktivitas di sekitar jalan raya yang penuh dengan kendaraan, pendingin ruangan (air conditioner) dalam mode re-circulate, ganti filter secara teratur. Buat anak yang sudah sekolah, bekerjasamalah dengan pihak sekolah untuk membatasi waktu bermain anak di luar ruang apabila kualitas udara sedang tidak baik,” tambah dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah.

Anak perlu memakai masker dengan ukuran yang sesuai anak. Gantilah masker jika sudah tampak kotor. Jika kualitas udara sedang sangat tinggi, sebaiknya anak-anak tetap beraktivitas di dalam ruangan saja.


Anak Cukup Terhidrasi

Ilustrasi Anak Minum Air Putih (iStockphoto)
Anak cukup terhidrasi. (Ilustrasi/iStockphoto)

Cara mengurangi paparan kualitas udara buruk pada anak dengan hindari aktivitas dalam rumah yang dapat menambah kontaminasi, seperti merokok di lingkungan sekitar rumah. Ini karena akan memperburuk dampak polusi udara dan dampak paparan asap rokok bagi anak

“Pastikan anak cukup terhidrasi. Anjurkan (anak) untuk banyak minum agar saluran napas tetap lembab dan lendir tetap encer,” Wahyuni melanjutkan.

Anda bisa menggunakan alat penyaring udara (air purifier) yang dapat membantu membersihkan udara di dalam ruangan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya