Liputan6.com, Jakarta Kebiri kimia yang untuk pertama kalinya akan diterapkan pada pelaku pencabulan di Indonesia rupanya sudah dilakukan sejak Perang Dunia II. Ironisnya, hukuman itu harus dikenakan pada salah seorang tokoh yang dianggap pahlawan hingga saat ini, Alan Turing.
Alan Turing, pemecah kode sekaligus ahli matematika di era tersebut, mendapat hukuman karena aktivitas seksnya dengan sesama pria di atas 21 tahun. Dikutip dari CNN pada Selasa (27/8/2019), kegiatan homoseksual dianggap tindakan kriminal di Inggris dan Wales pada tahun 1967.
Baca Juga
Turing pada saat itu lebih memilih untuk melakukan kebiri kimia ketimbang ditahan dan tidak bisa melakukan pekerjaannya. Namun, pada 1954 di usianya yang ke-41, dia bunuh diri dengan makan apel bercampur sianida.
Advertisement
Mengutip PBS, Andrew Hodges, ahli matematika di Oxford University yang menulis biografi "Alan Turing: The Enigma" mengatakan bahwa serangkaian suntikan yang diterima Turing membuatnya mengalami impotensi. Selain itu, dia juga mengalami ginekomastia sehingga payudaranya membesar.
"Bagi teman-teman dekatnya, jelas itu traumatis tapi sama sekali dia tidak menyerah dan menolak," kata Hodges.
Â
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Dapatkan Pengampunan Bertahun-tahun Kemudian
Hodges sendiri percaya bahwa pada saat itu, homoseksualitas dianggap membahayakan keamanan. Hal ini membuat Turing kehilangan izin untuk meninggalkan Britania Raya. Itulah yang dipercaya membuatnya depresi dan memilih bunuh diri.
"Setelah terungkap bahwa dia adalah gay di tahun 1952, dia tidak bisa melakukan pekerjaan rahasia lagi," kata Hodges.
"Akan sulit untuk menerima bahwa dia tidak dipercaya."
Bertahun-tahun kemudian, apa yang dilakukan Turing di kala Perang Dunia II barulah diakui secara resmi. Itupun setelah ribuan orang meminta Inggris mengampuni apa yang dilakukan pemecah kode mesin Enigma Nazi itu.
Hingga pada 2009, Perdana Menteri Inggris saat itu Gordon Brown meminta maaf atas perlakukan terhadap Turing di 1950-an. Namanya juga dibersihkan oleh kerajaan Inggris pada 2014.
Pada Juli 2019, wajahnya dimuat dalam uang 50 euro baru yang beredar di Britania Raya.
Advertisement