Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan dengan penelitian soal akar bajakah berpotensi sebagai obat kanker. Namun, studi yang dilakukan tiga pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) itu masih awal dan belum teruji klinis.
Pemberitaan yang berlebihan membuat banyak masyarakat berburu akar bajakah. Selain itu, pengobatan alternatif lain bagi pasien kanker kembali mendapatkan sorotan.
Baca Juga
Dokter spesialis penyakit dalam Andhika Rachman mengungkapkan alasan banyak masyarakat serta pasien kanker percaya pada pengobatan alternatif serta obat tradisional yang belum benar-benar teruji secara ilmiah.
Advertisement
"Pasien-pasien kanker ini hopeless, sehingga ketika ada sesuatu yang ini bagus, itu bagus, semua jadi bagus, semua dicoba," kata Andhika dalam temu media di Jakarta pada Rabu (28/9/2019).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Belum Tentu Setiap Orang Mendapatkan Manfaat yang Sama
Andhika mengatakan bahwa penelitian untuk obat kanker panjang dan tidak mudah. Waktunya bisa mencapai lebih dari 10 tahun hanya untuk penemuan senyawa bermanfaat saja.
"Kita harus tahu arahnya kemana. Berapa persen kalau dia minum obat, memberikan kesembuhan. Karena satu orang dengan yang lain memiliki variasi genetik yang berbeda," ujar dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Jakarta ini.
Contohnya, enzim di hati orang dari berbagai ras di Asia tidaklah sama dengan mereka yang hidup di Eropa atau Amerika.
"Jadi tidak gampang. Bukan untuk menganakemaskan industri farmasi tetapi menyelamatkan agar tidak terjadi efek samping," Andhika menegaskan.
Advertisement