Bukan Sekadar Gaya, Penutup Mata Sebelah Bisa Jadi Terapi pada Anak

Pada anak-anak dengan kondisi mata malas penggunaan penutup mata sebelah bisa jadi sarana terapi.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Sep 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2019, 20:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Di dunia medis, penggunaan penutup mata bukan sekadar untuk gaya-gayaan. Pada anak-anak dengan kondisi mata malas teknik tutup mata sebelah bisa jadi terapi.

"Biasanya metode tutup mata itu kita gunakan untuk terapi ambliopia atau mata malas pada anak-anak, yang masih usia pertumbuhan," kata dokter spesialis mata Surya Utama.

Terapi tutup mata sebelah ini dilakukan ketika anak sepulang sekolah. Penutup mata digunakan pada mata yang kondisinya bagus.

"Nah, justru mata yang bagus kita tutup agar mata yang tidak bagus tadi terangsang penglihatannya untuk bisa melihat terang," tutur dokter yang sehari-hari praktik di Eka Hospital Pekanbaru Riau ini.

Surya menegaskan bahwa terapi tutup mata ini hanya berlaku pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan bukan pada orang dewasa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Fungsi Penutup Mata pada Orang Dewasa

Putra bungsu Presiden ketiga RI BJ Habibie yang bernama Thareq Kemal Habibie
Putra bungsu Presiden ketiga RI BJ Habibie yang bernama Thareq Kemal Habibie.

Sementara, penggunaan penutup mata pada orang dewasa seperti yang dipakai Thareq Kemal Habibie bukan terapi mata malas. Thareq yang terkena glaukoma mengungkapkan penggunaan penutup mata membuat penglihatannya jadi lebih fokus melihat.

Surya yang tidak menangani Thareq juga menjelaskan bahwa pada orang dewasa, penggunaan penutup mata ada dua alasan. Yakni penampilan dan fungsi.

Pertama, penggunaan penutup mata dengan alasan penampilan karena pasien merasa terganggu dengan kondisi matanya, misalnya ada kerusakan di mata.

"Ada kerusakan struktur mata. Misalnya di kelopak, kornea, bola mata atau bagian lain ada kerusakan. Maka upayanya dengan masking effect (dengan menggunakan penutup mata)," katanya ke Liputan6.com saat dihubungi via telepon.

Seseorang juga mungkin menggunakan penutup mata karena salah satu mata mengalami kelainan, misalnya kurang bagus penglihatannya.

"Jika mata yang kurang bagus penglihatannya tadi dibiarkan terbuka maka akan mengganggu atau interefering mata yang bagus penglihatannya. Hal ini malah membuat penglihatannya terganggu. Dia jadi tidak nyaman, pusing, pandangan ganda," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya