Lebih dari 2.000 Warga Kalteng Kena ISPA Akibat Kebakaran Hutan

Lebih dari 2.000 penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kebakaran hutan Kalimantan Tengah (Kalteng).

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Sep 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 13:00 WIB
Kebakaran Hutan
BPBD Provinsi Kalimantan Tengah menginformasikan jumlah titik panas atau hotspot yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan terdeteksi hingga 49 titik pada Kamis (15/8/2019) pukul 18.00 Wib. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Palangkaraya Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyebabkan lebih dari 2.000 warga Kalimantan Tengah menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Berdasarkan data Posko Satgas Siaga Darurat Karhutla Wilayah Kalimantan Tengah pada Senin (16/9/2019), sebanyak 2.637 jiwa menderita ISPA.

Satuan Tugas Perawatan dan Pelayanan Kesehatan pun terus memberikan pelayanan kesehatan bagi penderita ISPA. Penderita ISPA terbanyak tercatat di Kota Palangkaraya dengan 829 jiwa.

Pelaksana Harian Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo melaporkan, wilayah Kalteng lain yang tercatat penderita ISPA meliputi Kotawaringin Timur 513 jiwa, Murung Raya 394 jiwa, Barito Utara 227 jiwa, Kapuas 161 jiwa, dan Kotawaringin Barat 147 jiwa.

"Untuk wilayah seperti Barito Timur, Barito Selatan, Gunung Mas, Katingan, Lamandau, Pulang Pisau, dan Sukamara, penderita ISPA-nya kurang dari 100 jiwa," ujar Agus sesuai keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (17/9/2019).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Ruang Oksigen dan Rumah Singgah

Kebakaran Hutan
Siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ada "Posko Rumah Singgah Warga Terdampak Asap" yang tersebar di 14 titik lokasi di Kota Pekanbaru. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Menghadapi dampak asap akibat karhutla, pelayanan kesehatan di bawah kendali Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah kian diintensifkan. Pelayanan diberikan tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga petugas pemadam karhutla di lapangan.

Dinas kesehatan setempat menyediakan ruang oksigen dan posko kesehatan yang dikenal sebagai rumah singgah.

Kedua pelayanan itu tersedia di Kota Palangkaraya, yang juga menyiagakan 11 puskesmas, 2 rumah sakit umum daerah, dan 1 pelayanan kesehatan dari Palang Merah Indonesia (PMI), lanjut Agus.


Strategi Pemadaman Karhutla

Kebakaran Hutan
BPBD Provinsi Kalimantan Tengah menginformasikan jumlah titik panas atau hotspot yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan terdeteksi hingga 49 titik pada Kamis (15/8/2019) pukul 18.00 Wib. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Pantauan titik panas (hotspot) berdasarkan citra satelit Aqua, Terra, dan SNPP sebanyak 140 titik. Wilayah dengan hotspot tertinggi berada di Kotawaringin Timur dengan 32 titik, Pulang Pisau 30, Kapuas 23, Seruyan 17, Murung Raya 16, Katingan 9, Barito Selatan 5, Barito Timur 4, Gunung Mas 3, serta Barito Utara 1 titik.

"Prakiraan tingkat kemudahan terjadinya kebakaran di wilayah Kalteng masih dalam kategori sangat mudah terbakar," Agus menerangkan.

Hingga kini upaya penanganan karhutla masih terus dilakukan melalui strategi pemadaman darat, udara, dan penegakan hukum. Pada Selasa (16/9/2019) tidak semua helikopter yang disiagakan mampu melakukan pengeboman air di beberapa titik panas.

Hal tersebut dikarenakan jarak pandang. Pemadaman darat, satuan tugas (Satgas) Darat melakukan pemadaman, pendinginan maupun pencegahan melalui patroli darat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya