Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Indonesia Raih Apresiasi Dunia

Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dikembangkan Kementerian Kesehataan RI sejak 2003 mendapat apresiasi dunia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 23 Sep 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 11:00 WIB
Nila Moeloek
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp. M(K), yang diundang sebagai salah satu panelis Partnership for Maternal, Newborn, and Child Health (PMNCH) Accountability Breakfast 2019. (Foto: dok. Biro Humas Kemenkes RI)

Liputan6.com, New York Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dikembangkan Kementerian Kesehataan RI sejak 2003 mendapat apresiasi dunia. Apresiasi tersebut diberikan oleh peserta pertemuan Partnership for Maternal, Newborn, and Child Health (PMNCH) Accountability Breakfast 2019: Accountability for Women’s, Children’s, and adolescents’ Health at the Center of Universal Health Coverage (UHC), di Westin Hotel Grand Central, New York, Amerika Serikat, (22/9/2019).

Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp. M(K), yang diundang sebagai salah satu panelis dalam pertemuan ini menyampaikan bahwa perhatian Kementerian Kesehatan RI terhadap perkembangan dan permasalahan kesehatan remaja sangat besar.

“Indonesia telah mengembangkan PKPR ini sejak tahun 2003 dengan tujuan untuk mendorong penyedia layanan kesehatan khususnya Puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif, sesuai dan memenuhi kebutuhan remaja yang menginginkan privacy, diakui, dihargai dan dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi kegiatan,” ungkap Nila Moeloek dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com.

Nila menjelaskan bahwa PKPR tidak hanya menyediakan perawatan kesehatan klinis namun juga memberikan pendidikan kesehatan yang menargetkan sekolah dan masyarakat umum. Program dilakukan melalui kerja sama para pekerja kesehatan dengan lintas sektor, swasta maupun organisasi kemasyarakatan. Program juga disediakan untuk remaja yang putus sekolah dengan menyediakan pos kesehatan berbasis komunitas dan terpadu untuk remaja.

 

 

Dikembangkan secara nasional

Program ini, menurut Nila, telah dikembangkan secara nasional, dan telah menyediakan layanan kesehatan dasar serta pendidikan yang melibatkan kader remaja. Selain itu, Kemenkes bekerja sama dengan WHO telah menyelenggarakan South-East Asia Region dan National Youth Town Hall di Jakarta pada bulan Maret 2019 untuk mendorong keterlibatan aktif pemuda dan remaja dalam peningkatan kesehatan bagi mereka.

PMNCH juga mengapresiasi upaya Indonesia bersama WHO menyusun data terpilah mengenai kesehatan ibu dan anak yang dianalisa lebih lanjut dengan Public Health Development Index (PHDI). Indeks memuat 30 indikator dengan 7 diantaranya terkait kesehatan ibu dan anak.

Nila menjelaskan, “Indeks ini telah digunakan untuk menyusun prioritas, perencanaan dan alokasi sumber daya secara lebih tepat sasaran”. Berdasarkan analisis yang dilakukan, Kemenkes berhasil menetapkan 120 kabupaten/kota perlu mendapat program prioritas untuk percepatan pembangunan kesehatan ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja.

PMNCH mengapreasiasi upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan best practices Indonesia ini dapat menjadi referensi bagi negara-negara lainnya.

Partisipasi Menkes sebagai panelis dalam pertemuan PMNCH Accountability Breakfast 2019 merupakan bagian dari rangkaian Kunjungan Kerja menghadiri Pertemuan High Level Meeting on Universal Health Coverage Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 23 September 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya