Ingin Jadi Relawan Bencana? Pertimbangkan Hal Berikut Ini

Tak sedikit orang yang ingin menjadi relawan bencana, tapi perlu mempertimbangkan hal berikut.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 07 Des 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2019, 15:00 WIB
Banjir
Menjadi relawan bencana (Dok Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Saatbencana terjadi, seperti banjir bandang juga gempa bumi, warga yang tinggal tak jauh dari lokasi bisa berkeinginan menjadi relawan. Tergerak jiwa kemanusiaan dan rasa menolong kepada korban terdampak.

Walaupun tak sabar ingin segera ke lokasi bencana, ada beberapa pertimbangan yang harus dipahami. Psikolog Irene Sirait menyampaikan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menjadi relawan.

"Pikirkan, kapasitas sebagai apa? Apa yang dapat dilakukan untuk membantu secara konkret dan siapkah berada di lokasi bencana," jelas Irene dalam paparan yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Jumat (6/12/2019). 

Irene mencontohkan pada kejadian bencana gempa bumi besar, yang diikuti gempa susulan, seperti gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 29 Juli 2018 hingga 30 Agustus 2018. Saat itu totaln ada 1.978 gempa (data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika/BMKG). Rentetan gempa bumi yang terjadi di daerah tersebut masih mungkin terjadi.

"Nah, apakah teman-teman siap untuk ke lokasi bencana itu? Jangan sampai niat ingin ke lokasi, malah menjadi merepotkan di sana."

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Akses ke Lokasi

Banjir
Daerah terdampak banjir pagi ini, 6 Desember 2019 meliputi Kelurahan Parit dan Kelurahan Kampung Damai di Kecamatan Tanjung Pandan. (Dok Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Anda juga perlu melihat akses ke lokasi, terutama melalui penerbangan udara. Bandara pun terbuka untuk mobilisasi humanitarian respons cepat tanggap bencana. Misalnya, personel TNI/Polri, Palang Merah Indonesia (PMI), dan relawan yang punya kapasitas respons tanggap bencana.

"Bila tetap ngotot ingin segera ke lokasi, sementara Anda bukan termasuk orang yang prioritas dimobilisasi, rasa tidak nyaman bisa dialami. Kemudian Anda bisa stres, yang sebenarnya dapat diantisipasi. Menyadari bahwa belum ada waktu tepat pergi ke lokasi," jelas Irene, yang juga penggiat humanitarian dari Pulih @ The Peak.

Jika Anda termasuk belum mendapat prioritas ke lokasi bencana, maka beberapa hal bisa dilakukan. Seperti berdoa untuk keselamatan korban terdampak di wilayah bencana dan kelancaran para petugas kemanusiaan yang menolong korban.

Lakukan Apa yang Bisa Dilakukan

Banjir
Daerah terdampak banjir pagi ini, 6 Desember 2019 meliputi Kelurahan Parit dan Kelurahan Kampung Damai di Kecamatan Tanjung Pandan. (Dok Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Hindari berputus asa bila tidak bisa menuju lokasi bencana, Anda pun bisa melakukan sesuatu. Salah satunya menggalang dana bantuan dengan bekerja sama lembaga/komunitas/institusi yang berdedikasi.

Pertimbangkan juga bantuan yang akan dikumpulkan. Seperti bantuan sandang atau pakaian yang sebaiknya mencakup jenis kelamin dan usia. 

"Jangan sampai pakaian perempuan yang lebih banyak terkumpul. Untuk wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, bantuan mukena, peci, dan sarung sangat membantu," Irene menerangkan.

Tak lupa, pakaian dalam diperlukan. Khususnya pakaian dalam yang baru, bukan sudah pakai (bekas). Diaper juga dipertimbangkan karena korban terdampak ada yang berusia bayi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya