Liputan6.com, Jakarta 28 tahun tidak bisa berdiri tegak karena kelainan tulang belakang, hidup Li Hua akhirnya menjadi lebih baik setelah menjalani operasi yang berisiko.
Pria asal Yongzhou, Hunan, Tiongkok ini didiagnosis ankylosing spondylitis pada
Baca Juga
1991. Kondisi Li Hua semakin memburuk dan persendiannya semakin terasa sakit seiring berjalannya waktu.
Advertisement
Kelainan tulang belakang yang parah membuatnya tidak bisa duduk, berdiri, atau berbaring dengan rata. Lima tahun terakhir, pria 46 tahun ini harus dibantu orang lain untuk makan, minum, serta berjuang keras hanya untuk mengangkat kepalanya.
Dikutip dari Metro pada Kamis (26/12/2019), tubuh Li Hua bahkan terlihat bisa dilipat karena kondisi tersebut. Jarak antara dagu dan pahanya bisa mencapai lima sentimeter.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Ditolak Dokter
Keluarga Li sudah mencoba mencari cara untuk mengembalikan postur tubuh pria itu. Namun, operasinya sangatlah mahal dan mereka tidak sanggup membayarnya.
Belum lagi, operasi yang dilakukan terbilang berisiko tinggi dan mengancam nyawa Li. Tahun 2018, dokter di Hunan sempat menolaknya karena alasan tersebut.
Barulah pada Mei 2019, Profesor Tao Huiren dari Zhenzhen University General Hospital menawarkan operasi untuk membetulkan postur Li dan melakukan perawatan pada jantung dan paru-parunya yang terdampak kondisi itu.
Â
Advertisement
Operasi Penuh Risiko
Huiren mengatakan pada AsiaWire, mereka harus mematahkan tulang paha, belakang leher, dan dada dalam satu waktu, untuk kemudian meluruskan kembali seluruh tulang belakanngya.
"Risiko yang ada mencapai 20 hingga 30 kali lipat dari pasien bedah tulang belakang biasa dan kemungkinan dia menjadi lumpuh juga sangat tinggi," kata Huiren seperti dikutip dari Fox News.
Operasi pun berlangsung dalam empat bagian dan berjalan lancar. Secara bertahap, postur tubuh Li menjadi lebih lurus. Li Hua akhirnya mulai bisa berjalan dengan bantuan penopang.
"Tidak akan ada penyembuh untuk saya tanpa dokter Tao," kata Li.
"Dia penyelamat saya dan rasa terima kasih saya kepadanya adalah yang kedua setelah ibu saya," ujarnya.
Huiren menambahkan, gerakan Li bisa kembali normal setelah dua sampai tiga bulan terapi fisik. Namun, dia tidak akan bisa melakukan aktivitas fisik yang ekstrem.
"Namun semua gerakan tubuh biasa tidak akan jadi masalah," kata Huiren.