Liputan6.com, Singkawang - Pasangan yang akan menikah tidak akan sungkan menggelontorkan sebagian uangnya untuk menjalani sesi foto pre-wedding. Tidak salah memang, tapi sudahkah para pasangan memikirkan hal yang lebih krusial lainnya ketimbang sekadar foto-foto?
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengingatkan para pasangan muda yang memutuskan untuk berumahtangga supaya tidak melupakan pentingnya memiliki keturunan yang sehat.
Baca Juga
Hasto mengingatkan bahwa menyiapkan generasi yang unggul bukan hanya di 1.000 hari pertama kehidupan, tapi semenjak belum konsepsi.
Advertisement
"Adik-adik kalau mau menikah, laki-lakinya itu harus menyiapkan 75 hari sebelum menikah. Karena sperma dibuat selama 75 hari," kata Hasto Wardoyo saat memberikan kuliah umum Politeknik Kesehatan Pontianak, Jurusan Keperawatan Singkawang, Singkawang, Kalimantan Barat, Senin, 16 Februari 2020.
75 Hari Agar Sperma Bagus
Hari ini mengonsumsi vitamin yang mengandung zink, sperma pun menjadi bagus. Dan, sperma yang hari ini terkena zink, baru akan dikeluarkan 75 hari kemudian.
"Yang lainnya yang keluar sperma-sperma yang kemarin-kemarin belum kena zink. Kalau hari ini makan zink, yang kena zink atau asam folat baru akan keluar 75 hari," kata dia.
Advertisement
Menjaga Kesehatan Sperma
Itu mengapa ketika memutuskan untuk menikah, Hasto menyarankan agar persiapannya tidak sekadar foto pre wedding.
"Foto sana-sini sampai puluhan juta, tapi spermanya tidak diurus sama sekali. (Sel) telurnya pun tidak pernah dikasih vitamin sama sekali," kata dia.
Jangan sampai karena melupakan hal sederhana dengan biaya yang tidak menguras kocek, malah jadi bumerang di kemudian hari.
"Padahal asam folat harganya cuma Rp10 ribu, zink harganya Rp5 ribu. Foto sana-sini, habis puluhan juta, generasi yang unggul tidak ada yang disiapkan sama sekali," katanya.
"Akhirnya, sperma yang jadi adalah sperma yang semaunya sendiri. Lahirnya pun anaknya anak yang tidak berkualitas," Hasto menekankan.