Membaca Buku di Malam Hari Bikin Tidur Lebih Nyenyak

Aktivitas membaca sebelum tidur telah terbukti dapat memperbaiki kulaitas tidur seseorang.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 09 Mar 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2020, 22:00 WIB
ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Aktivitas membaca sebelum tidur telah terbukti dapat memperbaiki kulaitas tidur seseorang. Dengan kualitas tidur yang baik, hormon stres pun berkurang, mood jadi lebih baik, dan kemampuan kognitif meningkat. Individu yang memiliki kualitas tidur yang baik juga jadi lebih baik dalam mengambil keputusan maupun dalam mengingat.

Berangkat dari begitu banyaknya manfaat membaca bagi kualitas tidur seseorang sekaligus memeringati bulan Sleep Awareness, penerbit Penguin Random House bekerja sama dengan perusahaan homeware Parachute merilis kampanye #readtoseleep.

Meski membaca sebelum tidur berdampak positif, efek yang sama tidak berlaku bagi aktivitas membaca media sosial seperti Twitter. Ini karena membaca linimasa Twitter bisa memicu kekesalan akan komentar orang di dunia maya.

Selain itu, paparan cahaya biru (blue-light) dari TV atau layah ponsel bisa menunda fase tidur REM dan menyebabkan Anda merasa kurang bugar keesokan paginya.

Melansir laman New York Post, paparan cahaya biru bisa menghentikan produksi melatonin, hormon yang membuat kantuk datang. Itu sebabnya alih-alih merasa rileks, Anda justru merasa lelah usai menonton TV di malam hari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perubahan Kecil yang Membawa Perbedaan Besar

Pikiran perlu beristirahat setelah seharian bekerja, terpapar layar komputer dan selalu terjaga dengan pesan-pesan pengingat.

"Manfaat membaca bagi mental, fisik, dan emosional sangatlah besar, dan sebagai penerbit terbesar di dunia, kami benar-benar berpikir bahwa misi kami adalah menyampaikan pesan tersebut pada dunia," ujar Senior Marketing Manager Penguin Random House Kelsey Manning.

Kelsey menyebut bahwa sebagai produk self-care, buku adalah yang paling mudah diakses dibandingkan produk wellness (kesehatan) lainnya.

"Kami sangat bersyukur melihat banyak orang terkoneksi dengan pesan ini. Banyak orang yang telah mengunakan tagar #readtosleep sebelum berhenti main Instagram di malam hari, atau mereka memberi tahu bahwa menukar ponsel dengan buku benar-benar membantu mereka tertidur lebih cepat. Ini adalah perubahan kecil yang membawa perbedaan besar," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya