Lakukan Riset, Balitbangtan Sebut Eucalyptus Punya Potensi Sebagai Antivirus

Balitbangtan melakukan riset potensi produk yang berbahan dasar eucalyptus sebagai antivirus

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 10 Mei 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi penelitian.
Ilustrasi penelitian. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menyatakan bahwa mereka sedang melakukan riset untuk menemukan potensi tanaman eucalyptus, yang terkenal dengan minyak atsirinya, sebagai antivirus.

Riset ini dilakukan oleh tiga unit pelaksana teknis yaitu Balai Besar Penelitian Veteriner, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, serta Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian.

"Riset bersama ini untuk membuktikan kemampuan beberapa tanaman herbal termasuk membuktikan potensi antivirus eucalyptus terhadap beberapa virus," kata Kepala Balitbangtan Kementan Fadjry Djufry di Jakarta pada Selasa lalu, seperti dikutip dari Antara pada Minggu (10/5/2020).

Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner sekaligus peneliti di bidang virologi Indi Dharmayanti mengatakan, virus yang diuji termasuk virus influenza H5N1, Gammacorona, dan Betacoronavirus Clade 2a sebagai model dari virus corona yang diuji secara in vitro.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Senyawa dalam Eucalyptus

Peneliti Laboratorium
Ilustrasi Foto Peneliti (iStockphoto)

"Hasil riset yang dilaksanakan di laboratorium BSL level 3 milik Balitvet menunjukkan eucalyptis dapat dimanfaatkan sebagai antivirus dengan efektivitas membunuh virus 80-100 persen tergantung jenis virus. Termasuk terhadap virus corona yang digunakan serta virus influenza H5N1," kata Indi.

Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Evi Savitri mengatakan, minyak atsiri eucalyptus memiliki senyawa eucalyptol, yang merupakan komponen utama dari minyak atsiri dan ditemukan dalam daun eucalyptus.

Senyawa ini memiliki aktivitas antivirus, anti-inflamasi, dan antimikroba.

Evi mengatakan, senyawa ini bisa berfungsi menghambat replikasi virus corona dengan mengikat protein Mpro yang terdapat pada virus.  Protein ini berperan dalam pematangan virus dan pembelayan polyprotein virus sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi.

Belum Gunakan SARS-CoV-2

Peneliti Laboratorium
Ilustrasi Foto Peneliti (iStockphoto)

Walapun begitu, Fadjri mengatakan bahwa penelitian ini belum menggunakan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dalam pengujiannya.

Namun ia berharap agar riset daya antivirus eucalyptus ini dapat memberikan informasi ilmiah berbasis riset kepada masyarakat mengenai potensi eucalyptus, yang diharapkan juga nantinya dapat membantu mencegah penyebaran COVID-19.

"Hasil penelitian ini dapat menjadi harapan baru bagi masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan eucalyptus dalam mencegah infeksi virus, yang diharapkan dapat juga untuk digunakan mencegah paparan COVID-19," kata Fadjri.

Tanggapan Menteri Pertanian

Ilustrasi herbal (iStockphoto)
Ilustrasi herbal (iStockphoto)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam peluncuran produk berbasis eucalyptus sebagai antivirus pada Jumat pekan ini menyampaikan apresiasinya terhadap riset-riset semacam ini.

Syahrul mengatakan bahwa saat ini, banyak negara sedang berlomba dalam penemuan obat dan vaksin untuk COVID-19 yang masih bersifat trial and error.

"Balitbangtan dengan kondisi saat ini yang terbatas dapat menghasilkan prototipe produk dalam waktu yang cukup singkat dan dengan kerja sama yang bagus dengan memanfaatkan sumber daya hayati dan menggunakan advanced nanotechnology," kata Syahrul seperti dikutip dari laman Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

Fadjri mengatakan, penelitian dan pengembangan akan terus dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak sehingga nantinya akan memperoleh hasil yang lebih optimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya