Jatim Periksa 2.000 Spesimen per Hari, Gugus Tugas: Wajar Kasus Positif COVID-19 hingga 300

Ada 2.000 spesimen per hari diperiksa di Jawa Timur, Doni Monardo mengatakan, wajar penambahan kasus positif COVID-19 mencapai 300 kasus.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Jun 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2020, 15:00 WIB
Doni Monardo
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengapresiasi Gugus Tugas Daerah Pemprov Jawa Timur atas kinerjanya periksa 2.000 spesimen per hari saat kunjungan kerja di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Surabaya Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengapresiasi Gugus Tugas Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang bisa memeriksa 2.000 spesimen per hari.

Hal itu menjadi salah satu faktor tingginya peningkatan angka kasus baru positif COVID-19 di wilayah Jawa Timur dengan variasi rata-rata hingga 300 per hari, sebagaimana keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

“Perlu diapresiasi karena telah melampaui 2.000 spesimen per hari. Oleh karena itu, wajar kalau setiap harinya bisa mendapatkan variasi hingga rata-rata 200-300 (kasus positif COVID-19) per hari,” kata Doni dalam kunjungan kerja di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, kemarin (24/6/2020).

Penambahan kasus positif COVID-19 di Jawa Timur termasuk tertinggi nomor satu dari 34 provinsi di Indonesia. Kemarin, penambahan kasus positif COVID-19 di Jawa Timur sebanyak 183 orang. Angka ini melebihi DKI Jakarta dengan 157 kasus baru positif COVID-19.

Perlu Kajian Kasus COVID-19

Doni Monrdo
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengapresiasi Gugus Tugas Daerah Pemprov Jawa Timur atas kinerjanya periksa 2.000 spesimen per hari saat kunjungan kerja di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Doni juga memberikan arahan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Timur agar lebih fokus membuat kajian dan memetakan seluruh permasalahan yang menjadi pemicu tingginya angka kasus COVID-19.

Arahan tersebut disampaikan Doni mengingat angka penambahan kasus COVID-19 di Jawa Timur sudah semakin tinggi dan menyusul wilayah DKI Jakarta. Bahkan angka kematian di Jawa Timur tertinggi dibanding wilayah lain di Indonesia.

“Perlu dilakukan kajian. Penyebab utamanya apa? Kajian dan pemetaan tersebut akan menjadi dasar awal,” ujar Doni.

"Nanti, dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan penanganan sesuai kondisi dan kebutuhan tiap-tiap wilayah."

Klaster Jemput Jenazah

Doni Monardo
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengapresiasi Gugus Tugas Daerah Pemprov Jawa Timur atas kinerjanya periksa 2.000 spesimen per hari saat kunjungan kerja di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (24/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Selain pengaruh pemeriksaan spesimen di Jawa Timur yang menjadi salah satu faktor penambahan kasus positif COVID-19 tinggi, ada kejadian penjemputan jenazah dari pihak keluarga.

Oleh sebab itu, Doni meminta agar Pemprov Jawa Timur segera mengambil langkah serius untuk memutus penyebaran COVID-19 melalui beberapa pendekatan masyarakat, yakni pendekatan yang dimulai dari peran para anggota keluarga.

Upaya tersebut diharapkan tidak ada lagi pengambilan jenazah pasien terkonfirmasi COVID-19 secara paksa oleh pihak keluarga.

“Setiap ada pasien yang relatif sudah risikonya tinggi, maka ini perlu penegasan kepada keluarga untuk disampaikan sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah, yang dampaknya akan timbul kasus (positif COVID-19) baru,” jelas Doni.

Adapun faktor yang juga memperburuk seseorang terpapar COVID-19 adalah bila yang bersangkutan memiliki penyakit penyerta lainnya, di antaranya jantung, hipertensi, dan paru-paru akut.

Nah, kalau di antara keluarga ada yang komorbid, ada yang menderita penyakit penyerta, tentu sangat berbahaya. Dampaknya bisa juga menimbulkan kematian,” imbuh Doni.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya