JK Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 120 Ribu Orang pada 17 Agustus 2020

Jusuf Kalla (JK) memprediksi kasus COVID-19 tembus 120.000 orang pada 17 Agustus 2020.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 16 Jul 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 18:00 WIB
Gerakan Sejuta Masker dan Sabun Antiseptik Cegah Virus Corona
Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla memberikan keterangan usai tanda tangan simbolis sejuta masker untuk tangkal Virus Corona COVID-19 di Jakarta, Selasa (25/2/2020). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla (JK) memprediksi kasus COVID-19 bisa menembus angka 120.000 orang pada 17 Agustus 2020. Angka ini diprediksi JK dengan melihat tren peningkatan COVID-19 per hari.

“Salah satu ciri dari COVID-19, selain mematikan adalah sangat cepat penularannya. Di Indonesia, ketika awal pandemi pada bulan Maret, butuh waktu dua bulan untuk mencapai angka 10.000 kasus. Sekarang, hanya butuh waktu 7 hari untuk kita bertambah lagi 10.000," terang JK saat pembukaan Musyawarah Propinsi PMI DKI Jakarta ke XII Tahun 2020 di Wisma PMI jalan Wijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/07/2020).

"Karena itu saya perkirakan akhir Juli ini akan mencapai angka 100.000. Dan pada tanggal 17 Agustus, jumlah penderita COVID-19 di Indonesia akan mencapai 120.00 orang. Jumlah itu kalau tidak ada intervensi yang keras (tegas) dari kita."

Ia menegaskan salah satu cara paling efektif untuk menghambat penularan wabah COVID-19, yakni mengurangi pergerakan orang.

“Saya kira tidak ada cara yang paling efektif membendung wabah ini, selain mengurangi pergerakan orang. Mengenai caranya terserah Pemerintah. Dan tentunya, PMI tetap membantu dengan melakukan penyemprotan disinfektan,” tegas JK dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Terima Kasih kepada TNI/Polri

Jusuf Kalla
Jusuf Kalla prediksi COVID-19 mencapai 120.000 orang pada 17 Agustus 2020 saat pembukaan Musyawarah Propinsi PMI DKI Jakarta ke XII Tahun 2020 di Wisma PMI jalan Wijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/07/2020). (Dok Palang Merah Indonesia/PMI)

Dalam kesempatan tersebut, Jusuf Kalla juga menyampaikan rasa terima kasih kepada aparat TNI dan Polri yang telah membantu PMI selama ini dalam operasi penanggulangan COVID-19.

“Saya juga terima kasih kepada aparat TNI dan POLRI yang banyak membantu PMI dalam melakukan tugas operasinya memerangi wabah," ujarnya.

"Bagaimana pun dalam situasi krisis maka yang paling bisa diandalkan adalah aparat TNI dan Polri."

Puncak COVID-19 Agustus - September

Penyemprotan Disinfektan di Pasar Cikini dan Pemukiman Warga
Petugas PMI melakukan penyemprotan disinfektan di Pasar Tradisional Cikini, Jakarta Pusat, kamis (9/7/2020). Penyemprotan ini untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19). (merdeka.com/Imam Buhori)

Presiden Joko Widodo menyebutkan, puncak COVID-19 diprediksi terjadi pada Agustus atau September 2020. Hanya saja, prediksi ini bisa berubah apabila virus Corona tidak dikendalikan.

"Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir. Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda," ujar Jokowi di  Jakarta, Senin (13/7/2020).

Jokowi pun meminta para menterinya bekerja keras menekan penyebaran COVID-19. Edukasi dan sosialisasi protokol kesehatan COVID-19 harus semakin masif dilakukan.

"Masifkan kembali gerakan nasional disiplin terhadap protokol kesehatan, mengenai jaga jarak, penggunaan masker, cuci tangan," tegasnya.

Menurutnya, masih banyak masyarakat yang tidak disiplin menggunakan masker dan menerapkan protokol kesehatan. Jokowi menyebut hal tersebut terlihat dari survei yang dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Dari survei yang kita lihat, misalnya, saya mendapatkan laporan saat ke Jawa Timur. Survei mereka di Jatim itu 70 persen masyarakat tidak menggunakan masker," jelas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya