Kemenkes: Vaksin COVID-19 untuk Memutus Wabah dengan Cepat, Beda dengan Program Imunisasi

Achmad Yurianto mengatakan, vaksin COVID-19 nantinya bukan menjadi program imunisasi rutin melainkan untuk memutus rantai penularan virus corona dengan cepat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Sep 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 12:00 WIB
Simulasi Uji Klinis Vaksin
Tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) melaksanakan simulasi pelaksanaan uji klinis di Gedung Fakultas Kedokteran Unpad, Kota Bandung, Kamis (6/8//2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa nantinya pemberian vaksin COVID-19 tidak dimasukkan ke dalam program imunisasi rutin melainkan sebuah respon untuk memutus suatu wabah.

Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Senin kemarin.

"Vaksin COVID-19 ini jangan disikapi sebagai vaksin program. Ini outbreak response immunization, tentunya tujuannya adalah untuk secepatnya memutus rantai penularan, ini beda dengan program," kata Yuri, ditulis Selasa (1/9/2020).

"Di dalam kaitan dengan penentuan target dan sebagainya, tentunya akan sangat dipengaruhi oleh gambaran epidemiologi dari COVID itu sendiri. Ini yang menjadi penting untuk kita pahami," tambah Yuri.

Adapun, dalam imunisasi terdapat program rutin yang disediakan secara gratis untuk semua anak-anak dan ada yang bersifat kampanye sebagai sebuah respon untuk menangani suatu wabah dengan cepat.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Imunisasi Cegah Wabah yang Lain

Pelayanan Imunisasi Anak Kembali Berjalan Kembali di Aceh
Seorang ibu menggendong bayinya saat petugas kesehatan memberikan vaksin polio di sebuah Pukesmas di Banda Aceh, Aceh, Senin (15/6/2020). Memasuki tatanan normal baru, pelayanan imunisasi anak kembali dibuka setelah sebelumnya sempat terhenti akibat pandemi COVID-19. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Untuk program imunisasi rutin sendiri, Yuri mengatakan bahwa kegiatan pelayanan tersebut bisa dilakukan seperti biasa apabila suatu wilayah memiliki risiko rendah atau tanpa risiko penularan COVID-19.

"Untuk daerah-daerah dengan risiko penularan COVID-19 nya sedang atau tinggi, pengawasan terhadap pelaksanaan imunisasi harus memberikan rasa aman untuk ibu, orangtuanya, dan untuk balita," kata mantan juru bicara penanganan COVID-19 itu.

Yuri mengatakan, yang terpenting saat ini adalah bagaimana pelaksanaan imunisasi dilakukan dengan tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak menjadi tempat penyebaran COVID-19.

Sementara itu, sembari menunggu adanya vaksin COVID-19, UNICEF meminta agar pelaksanaan program imunisasi rutin tetap berlangsung demi mencegah terjadinya wabah penyakit lain.

"Kekhawatiran kita bersama bila cakupan imunisasinya rendah untuk waktu yang cukup lama, ada kemungkinan penyakit-penyakit yang bisa dicegah muncul kembali ke permukaan," kata Kenny Peetosutan, Spesialis Imunisasi UNICEF Indonesia.

"Karena jenis penyakitnya penyakit menular, bisa menular dengan cepat, akan sangat mengkhawatirkan bila nantinya terjadi wabah. Menangani wabah di masa pandemi ini akan sangat sulit. Akan menjadi beban ganda baik untuk penyedia layanan demikian juga untuk orangtuanya," pungkas Kenny.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya