Eijkman Harap Vaksin COVID-19 Merah Putih Nantinya Bisa Digunakan di Negara Lain

Eijkman berharap vaksin COVID-19 Merah Putih bisa digunakan di negara-negara lain.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Sep 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2020, 08:00 WIB
Kisah Perempuan Peneliti Eijkman Jalankan Riset DNA Virus Covid-19 Saat Hamil
Para perempuan peneliti di unit riset Emerging Virus. (dok. L'Oreal Indonesia/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berharap pengembangan vaksin COVID-19 Merah Putih di Tanah Air dapat digunakan di negara-negara lain. Harapan ini tak menutup kemungkinan di masa mendatang vaksin Merah Putih sudah diproduksi massal bisa ikut dipasarkan di negara lain.

Lantas bagaimana dengan strain virus Corona di Indonesia yang berbeda dari strain lain dari negara lain? Apalagi pembuatan vaksin Merah Putih mengambil sampel virus dari Indonesia.

"Kalau kita lihat pola memang virus COVID-19 yang bersirkulasi di Jakarta, Indonesia memiliki kekerabatan yang dekat dengan yang ada di daerah Asia, termasuk dari Wuhan, Tiongkok. Dan memang kita agak berbeda dengan yang menyebar di Eropa maupun Amerika," terang Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (2/9/2020).

"Namun, keterkaitan strain virus dan mutasi Corona yang ada, tidak memengaruhi protein yang menjadi sasaran--reseptor binding domain--pengembangan vaksin COVID-19. Maka mutasi pun tidak mempengaruhi vaksin COVID-19 yang dikembangkan di Indonesia dan bisa diharapkan dapat digunakan di negara-negara lain."

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Mutasi D614G di Indonesia

Ilustrasi Virus Corona
Mutasi virus. Ilustrasi Virus Corona. (Bola.com/Pixabay)

Terkait mutasi virus Corona D614G di Indonesia, Amin menambahkan, mutasi virus itu terdeteksi pada April 2020. Di dunia sendiri, pertama kali ditemukan sejak Januari 2020 di Jerman dan Tiongkok.

"Sejak bulan April 2020 ini kemudian berturut-turut ditemukan di kota-kota lain di Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta yang menunjukkan bahwa virus dengan mutasi D614G sudah berada di Indonesia," tambahnya.

"Saat ini, kami semua berupaya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari kota-kota lain di Indonesia untuk mendapatkan gambaran Seberapa luas penyebaran virus dengan mutasi D614G ini."

Informasi sementara dari kajian-kajian yang belum dilaporkan, ada indikasi mutasi virus Corona D614G lebih berbahaya lainnya.

"Belum ada data ilmiah yang kuat untuk mendukung, mutasi D614G menyebabkan penularan yang lebih cepat atau lebih luas ataupun menambah beratnya penyakit. Dan juga tidak akan mengganggu kinerja vaksin COVID-19."

Namun, masyarakat tetap harus melaksanakan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak. Ingat, pandemi COVID-19 pun masih berlangsung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya