78 Perawat Gugur Terkait COVID-19, Doni Monardo: Jadikan Nakes Benteng Terakhir

Sudah 78 perawat gugur terkait COVID-19, Doni Monardo sampaikan jadikan tenaga kesehatan (nakes) benteng terakhir.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Sep 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 06:00 WIB
Doni Monardo
Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo menyampaikan langkah Gubernur DKI Anies Baswedan dengan PSBB sudah tepat saat dialog di Media Center COVID-19, BNPB, Jakarta, Minggu (13/9/2020). (Tim Komunikasi Satgas COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat 78 perawat gugur terkait COVID-19. Data tersebut dihimpun sampai 11 September 2020.

Para perawat pun termasuk kelompok paling rentan penularan COVID-19. Mereka melakukan kontak langsung dengan para pasien.

Menilik jumlah para perawat yang gugur, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menegaskan bahwa tenaga kesehatan dan rumah sakit harus menjadi garda terakhir dalam upaya penanganan COVID-19.

"Jadikan para petugas kesehatan, dokter, perawat dan rumah sakit sebagai benteng terakhir bangsa kita," tegas Doni saat acara Doa Perawat untuk Negeri di Jakarta, Selasa (15/9/2020).

Lebih lanjut, Doni mengimbau, kolaborasi pentaheliks, yakni berbasis komunitas atau kerjasama seluruh komponen masyarakat harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19. Disiplin melaksanakan protokol kesehatan menjadi kunci utama.

"Kolaborasi pentaheliks berbasis komunitas harus menjadi ujung tombak kita. Masyarakat diharapkan menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19, sehingga tidak banyak yang jatuh sakit dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit," ujar Doni.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Penghormatan untuk Perawat

Kepala Penanggung Jawab Perawat Khusus Covid-19 RS Ahmad Muchtar Bukittinggi, Fatria.
Kepala Penanggung Jawab Perawat Khusus Covid-19 RS Ahmad Muchtar Bukittinggi, Fatria.

Doni juga kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan mempersiapkan diri. Walaupun upaya penanganan COVID-19 dilakukan dengan uji coba vaksin maupun penemuan obat-obatan, namun belum ada yang dapat memprediksi kapan pandemi COVID-19 akan berakhir.

"Kita (masyarakat) harus mempersiapkan diri untuk jangka waktu yang sangat panjang. Meski saat ini pemerintah sedang berupaya mendapatkan vaksin yang mencukupi untuk seluruh masyarakat Indonesia dan obat yang mujarab," lanjutnya.

"Tapi belum ada satu pun ahli atau pakar yang dapat memprediksi dan menentukan kapan pandemi ini akan berakhir."

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) Harif Fadhillah mengungkapkan, kegiatan Doa Perawat untuk Negeri dapat memberikan penghormatan kepada para perawat dan petugas kesehatan yang telah gugur.

"Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan penghormatan kepada rekan-rekan yang telah gugur serta memberikan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan," ungkap Harif dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Kami juga mohon doa dan dukungan bagi perawat dan petugas kesehatan yang masih bertugas dan tegar melayani masyarakat semoga terhindar dari paparan COVID-19."

Infografis Tingkat Kematian Covid-19 di Indonesia Lampaui Dunia

Infografis Tingkat Kematian Covid-19 di Indonesia Lampaui Dunia. (Liputan6.com/Abdillah
Infografis Tingkat Kematian Covid-19 di Indonesia Lampaui Dunia. (Liputan6.com/Abdillah
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya