Orang Miskin Semakin Miskin, WHO Tak Sarankan Lockdown Sebagai Cara Utama Tangani COVID-19

Lockdown karena pandemi COVID-19 disebut oleh WHO hanya membuat yang miskin semakin miskin

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 12 Okt 2020, 13:12 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2020, 07:43 WIB
FOTO: Kasus COVID-19 Dunia Tembus 10 Juta, 500 Ribu Orang Meninggal
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah) saat konferensi pers daring dari Swiss dilihat di Brussel, Belgia, Senin (29/6/2020). Virus corona COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia, lebih dari 500 ribu di antaranya meninggal dunia. (Xinhua/Zhang Cheng)

Liputan6.com, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau seluruh pemimpin dunia untuk menghentikan lockdown atau penguncian wilayah sebagai cara utama untuk mengatasi pandemi COVID-19.

Dr David Nabarro dari WHO, mengatakan, pihaknya tidak menyarankan lockdown sebagai solusi primer untuk mengendalikan penyebaran Virus Corona. 

"Saya ingin menekankan lagi, kami di WHO tidak menyarankan lockdown sebagai cara utama mengontrol virus ini," tegas Nabarro dalam wawancara dengan Spectator TV.

Menurut David, satu-satunya hal yang dampak dari lockdown adalah kemiskinan. Nabarro mencontohkan dampak lockdown pada pariwisata di beberapa wilayah dunia seperti di Kepulauan Karibia dan Pasifik. Demikian pula dengan kondisi para petani yang sulit menjual hasil panennya. 

"Lockdown hanya memiliki satu konsekuensi yang tidak boleh Anda remehkan, dan itu membuat orang miskin menjadi semakin miskin," katanya dikutip dari tayangan Spectator TV pada Senin, 12 Oktober 2020.

Sehingga, lanjut David, WHO tidak menganjurkan untuk melakukan lockdown sebagai cara utama pengendalian COVID-19.

"Satu-satunya yang kami yakini bahwa lockdown dapat dibenarkan untuk memberi Anda waktu untuk mengatur ulang, menyusun kembali, menyeimbangkan kembali sumber daya Anda, melindungi petugas kesehatan yang kelelahan," katanya.

Nabarro juga mengatakan bahwa lockdown memberikan dampak secara global, bagaimana ekonomi semakin terpuruk, yang miskin turut terpengaruh secara tidak langsung.

"Tampaknya kita mungkin memiliki dua kali lipat kemiskinan di dunia tahun depan. Begitu juga dengan masalah malanutrisi anak," katanya. 

Karenanya Nabarro meminta para pemimpin di dunia untuk membuat sistem yang lebih baik dalam menangani pandemi, bekerja sama, dan saling belajar dari pengalaman masing-masing negara. 

 

*Artikel ini telah mengalami revisi isi maupun judul pada Senin, 12 Oktober 2020, pukul 13.11 WIB. 

Simak Video Berikut Ini


Infografis COVID-19

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?
Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya