Obesitas Berisiko Perberat Gejala COVID-19, Ini Penjelasan Pakar

Pakar menjelaskan alasan orang dengan obesitas lebih rentan mengalami gejala berat apabila terpapar COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Okt 2020, 15:10 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2020, 11:00 WIB
Obesitas atau kegemukan bukan lagi menjadi hal yang aneh di masyarakat kini. Tetapi bukan berarti hal ini bisa dimaklumi atau dibiarkan.
Ilustrasi obesitas (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Orang dengan obesitas menjadi salah satu dalam kelompok yang paling rentan mengalami gejala berat dari COVID-19.

Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis gizi klinik Gaga Irawan Nugraha, Associate Professor Departemen Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dalam siaran dialog dari Graha BNPB beberapa waktu lalu.

Gaga mengungkapkan, di awal kemunculan penyakit COVID-19, banyak orang yang belum tahun bahwa obesitas merupakan faktor risiko dari kasus berat penyakit tersebut.

"Setelah COVID-19 masuk ke Amerika Serikat, di bulan April dilaporkan bahwa begitu banyak kematian yang disebabkan COVID-19, terutama di kota New York," kata Gaga, dikutip Jumat (9/10/2020).

"Hal itu terjadi karena ternyata banyak orang di New York, sampai lebih dari 42 persen mengalami obesitas." Ia menambahkan, obesitas saat ini menjadi faktor risiko terbesar kedua dari kondisi berat akibat COVID-19 setelah hipertensi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

Lebih Mudah Mengalami Gejala Berat

Virus Corona COVID-19 dari Mikroskop
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (kuning) muncul dari permukaan sel (biru/pink) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Dalam penjelasannya, Gaga mengatakan bahwa orang obesitas memiliki permukaan lemak yang lebih besar.

"Reseptor untuk menempelnya virus menjadi lebih banyak, lebih luas. Sehingga orang obesitas lebih mudah terkena dan lebih mudah mengalami perberatan setelah terpapar virus COVID-19."

Selain itu, lemak pada orang obesitas lebih banyak. Gaga mengatakan, mereka memiliki lemak yang lebih banyak di jantung dan perut.

Inilah yang membuat ketika mereka terinfeksi virus SARS-CoV-2 kesulitan bernapasnya menjadi lebih berat karena organ seperti paru dan jantungnya tertekan oleh lemak.

Terakhir, orang dengan obesitas rentan mengalami kelainan imunitas sehingga ia lebih mudah terkena dan mengalami gejala berat COVID-19.

Maka dari itu, Gaga mengatakan bahwa yang penting untuk menjaga kesehatan di masa pandemi bagi orang obesitas, adalah dengan mengubah gaya hidupnya mulai dari menjaga pola makan, pola aktivitas, istirahat cukup, serta menghindari makanan-makanan tertentu seperti yang mengandung gula serta tepung, dan menjauhi kebiasaan buruk seperti merokok.

Infografis Obesitas

Infografis Obesitas
Arya Permana, salah satu contoh kasus obesitas yang mengkhawatirkan (liputan6.com/Tri yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya