Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) Indonesia mengatakan bahwa pandemi COVID-19 harus bisa menjadi pembelajaran, salah satunya juga untuk mencegah ancaman resistensi antimikroba di dunia lewat pengembangan antibiotik baru.
Benyamin Sihombing, perwakilan WHO Indonesia, mengatakan bahwa isu resistensi antimikroba sesungguhnya adalah "lomba adu pintar antara mikroba dan manusia."
Baca Juga
"Ini adalah lomba adu cepat antara bagaimana manusia beradaptasi dengan bagaimana mikroba beradaptasi," kata Benyamin dalam temu media virtual pada Rabu (18/11/2020).
Advertisement
Ia menyebutkan, dulu penemuan antibiotik kelas baru banyak dilaporkan. Namun sejak 1990-an dan seterusnya, kelas antibiotik yang baru belum ditemukan.
"Ini merupakan ancaman, ini merupakan tantangan ke depan kita nanti. Penyebabnya karena perusahaan obat semakin tidak tertarik untuk melakukan riset menemukan antibiotik jenis baru, karena bakteri semakin hari semakin cepat bermutasi, menjadi resisten."
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Pelajaran dari Pandemi
Karena cepatnya bakteri bermutasi, maka pengobatan pun bisa jadi sia-sia. Menurut Benyamin, inilah yang membuat antibiotik menjadi tidak menguntungkan lagi bagi industri.
"Lebih bagus, saya misalnya, membuat obat hipertensi karena tidak ada resistensi di sana dan obat hipertensi bisa dipakai seterusnya."
Benyamin mengatakan, dalam sekitar 30 tahun terakhir, belum ada kelas antibiotik baru yang ditemukan. Namun, bukan berarti harapan pupus begitu saja. Menurutnya, ada sesuatu yang bisa dipelajari dari pandemi COVID-19 seperti saat ini.
"Kita belajar bahwa ada harapan kalau seluruh negara bersatu, seluruh pakar bersatu, kalau seluruh donor bersatu, ada yang bisa kita lakukan dalam waktu cepat," kata Benyamin.
Benyamin mencontohkan, vaksin yang umumnya ditemukan dalam waktu hingga 8 sampai 10 tahun, dalam pandemi saat ini, vaksin COVID-19 kemungkinan bisa diselesaikan dalam waktu sekitar satu tahun.
"Kalau semua negara bersatu, semua expert, donor, pemerintah, bersatu, maka ada yang bisa kita harapkan, bisa kita lakukan, untuk menemukan kelas antibiotik atau diagnostic tools atau mungkin vaksin yang baru, kalau kita sepakat semua untuk melakukannya secara bersama-sama."
Advertisement