Waspada COVID-19 Varian Baru, Ini Saran WHO dan CDC

COVID-19 varian baru menjadi hal tambahan yang perlu diwaspadai di masa pandemi. Pasalnya, virus varian baru yang ditemukan di Inggris ini memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dari COVID-19 biasa.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Des 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi penanganan rumah sakit terhadap pasien COVID-19
SPECIAL CONTENT: Ilustrasi penanganan rumah sakit terhadap pasien COVID-19 (Ilustrasi: Abdillah Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta COVID-19 varian baru menjadi hal tambahan yang perlu diwaspadai di masa pandemi. Pasalnya, virus varian baru yang ditemukan di Inggris ini memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dari COVID-19 biasa.

Dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (24/12/2020) Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Prof. Bambang Brojonegoro, Ph.D. menyampaikan saran dari organisasi kesehatan dunia (WHO) dan  European Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Dalam menghadapi virus varian baru ini Bambang Brodjonegoro mengatakan, “Kita tentunya harus selalu mengikuti langkah-langkah dasar seperti yang disarankan berbagai institusi seperti WHO dan European CDC.”

Hal pertama adalah memberi perhatian terhadap kinerja tes PCR yang menargetkan gen spike karena ada kemungkinan akurasi tes PCR pada virus varian baru ini terganggu.

Hal kedua adalah melakukan studi epidemiologi dan virologi mengenai pengaruh mutasi terhadap perubahan fungsi virus dalam hal infektivitas dan patogenitas.

Hal ketiga adalah meningkatkan Whole Genome Sequencing (WGS) atau pengurutan keseluruhan genom secara lengkap dalam satu waktu.

“Kami sudah melakukan WGS, tapi tampaknya kita harus lebih intensif untuk melakukan WGS secara rutin terhadap virus SARS-Cov 2.”

Simak Video Berikut Ini:

Berbagi Informasi

Bambang menambahkan, hal yang tak kalah penting dalam penanganan COVID-19 varian baru ini adalah berbagi informasi tentang perkembanganya.

“Yang paling penting berbagi data, baik antar negara maupun antar institusi yang melakukan WGS di Indonesia.”

Untuk mewujudkan penanganan COVID-19 yang lebih baik, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman telah melakukan pemetaan genom SARS-Cov-2.

Tujuan lembaga ini adalah untuk melakukan pemetaan genom SARS-Cov 2 dari 1.000 sampel klinis dari berbagai daerah di Indonesia dengan metode WGS.

Manfaat dari upaya ini adalah untuk:

-Memahami distribusi dan pola penyebaran virus

-Memberikan informasi mengenai karakteristik dari masing-masing isolat di tiap daerah yang bermanfaat untuk penanggulangan dan pencegahan

-Mendukung semua penelitian terkait COVID-19 termasuk pengembangan vaksin dan anti-virus.

Molecular dan genomic surveillance penting dilakukan untuk memantau munculnya variasi atau mutase baru pada SARS-Cov 2,” pungkas Bambang.

 

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah COVID-19

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya