Konsultasi Kesuburan, Ini Alasan Dokter Kandungan Tanyakan Siklus Haid ke Pasien

Siklus haid menjadi indikator menentukan kapan ovulasi terjadi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Feb 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 19:00 WIB
[Fimela] Haid
Siklus haid menjadi indikator menentukan masa subur perempuan. Ilustrasi haid | unsplash.com

Liputan6.com, Jakarta Siklus haid menjadi salah satu indikator menentukan kapan ovulasi terjadi. Bagi perempuan yang sudah menikah dan ingin memiliki momongan, rentang waktu siklus haid harus dilacak untuk mengetahui kapan waktu ovulasi.

Ovulasi terjadi ketika telur bergerak dari ovarium ke tuba falopi, yang mana bersiap dibuahi oleh sperma. Penting mengetahui kapan ovulasi kemungkinan besar akan terjadi. Ini karena pada momen ini perempuan paling subur lebih berhasil hamil.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi Aida Riyanti mengatakan, pertanyaan 'kapan siklus haid' pasti ditanyakan dokter tatkala pasien berkonsultasi soal kesuburan.

 

"Memang benar siklus menstruasi atau siklus haid merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menilai, apakah wanita tersebut mengalami ovulasi atau tidak. Sehingga pertanyaan ini pasti akan ditanyakan oleh setiap dokter saat melakukan konsultasi," kata Aida saat dialog RS Pondok Indah IVF Centre, Kamis (4/1/2021).

"Seperti bagaimana regularitas (jangka waktu/rentang waktu) dari siklus haidnya, apakah terjadi setiap bulan dengan jarak 21 sampai 35 hari."

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Siklus Haid dalam Jarak Hitungan Bulan

Ilustrasi Kalender
Siklus haid jarak. Ilustrasi kalender (dok. Pexels.com/Putu Elmira)

Siklus haid dengan jarak waktu 21 sampai 35 hari, menurut Aida, masih tergolong baik.  Kondisi ini mengindikasikan bahwa sistem ovulasi berfungsi dengan baik.

"Untuk siklus haid 21-35 hari masih kita golongkan normal. Tapi kalau sudah siklusnya 3-4 bulan sekali tentunya akan sangat sulit untuk menghitung masa subur," lanjutnya.

"Bahkan tidak mungkin bisa dihitung pada perempuan yang mengalami siklus menstruasi dua sampai tiga bulan sekali, sehingga ini merupakan hal yang perlu kita telaah lebih lanjut."

Ketika rentang siklus haid dalam jarak hitungan bulan, sebaiknya perlu memeriksakan diri untuk mengetahui faktor penyebab gangguan siklus haid tersebut. Tak ayal, kondisi ini pun mengganggu ovulasi yang terjadi.

"Ditelaah lebih lanjut, apakah gangguan ovulasi disebabkan, seperti sindrom ovarium polikistik--ovum atau sel telur perempuan tidak berkembang normal--ataupun hal yang lainnya," tambah Aida, yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.

Infografis Ayo Jaga dan Tingkatkan Imunitas Tubuh

Infografis Ayo Jaga dan Tingkatkan Imunitas Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jaga dan Tingkatkan Imunitas Tubuh. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya