Insentif Tenaga Kesehatan Turun 50 Persen, Kemenkes: Penerima Sasaran Diperluas

Kemenkes menyampaikan penurunan insentif tenaga kesehatan karena penerima sasaran diperluas.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Feb 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2021, 06:00 WIB
Satu Juta Kasus COVID-19 di Indonesia
Tenaga Kesehatan melakukan persiapan di RSDC Wisma Atlet, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Data Satgas Covid-19 per Selasa (26/1) mencatat kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 13.094 orang sehingga total menyentuh angka satu juta, tepatnya 1.012.350. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Kabar insentif tenaga kesehatan penanganan COVID-19 turun 50 persen menjadi perbincangan hangat. Hal ini menyeruak dengan beredarnya salinan surat Menteri Keuangan bernomor S-65/MK.02/2021, yang diteken Sri Mulyani tanggal 1 Februari 2021.

Surat tersebut perihal 'Permohonan Perpanjangan Pembayaran Insentif Bulanan dan Santunan Kematian bagi Tenaga Kesehatan dan Peserta PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis yang Menangani COVID-19.' Surat pun ditujukan kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi menjelaskan, insentif tenaga kesehatan sebenarnya bukan dikurangi, melainkan memperluas cakupan sasaran penerima insentif.

"Soal insentif tenaga kesehatan yang dikurangi pada Anggaran Tahun 2021 sebenarnya bukan mengurangi, tapi justru memperluas," jelas Nadia saat dialog Penguatan Tata Kelola Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada Rabu, 3 Januari 2021.

"Pada Anggaran Tahun 2020, tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat yang memang langsung berhubungan dengan pelayanan COVID-19 mendapatkan insentif. Namun, kita punya back office lainnya, misal, tenaga penunjang yang bekerja memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19."

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Memperluas Sasaran Terjadi Pengurangan Insentif Tenaga Kesehatan

Bus Sekolah Pengangkut Pasien Covid-19
Petugas disemprot disinfektan sebelum menjemput pasien Covid-19 menggunakan bus sekolah di Puskesmas Jatinegara, Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bus sekolah Pemprov DKI kini dialihfungsikan menjadi kendaraan untuk mengantar pasien Covid-19 berstatus OTG menuju Wisma Atlet. (merdeka.com/Imam Buhori)

Nadia menambahkan, cakupan insentif pada Anggaran Tahun 2021 diperluas, termasuk tenaga penunjang. Seperti sopir ambulans atau pengurus jenazah.

"Jadi, kami sebenarnya memperluas sasaran insentifnya, yang berarti ada pengurangan insentif tenaga kesehatan yang sebelumnya sudah ada pada Anggaran Tahun 2020," tambahnya.

Walaupun begitu, keputusan resmi mengenai insentif tenaga kesehatan untuk Anggaran Tahun 2021 masih tahap pembahasan.

Dalam salinan surat Menteri Keuangan bernomor S-65/MK.02/2021 yang beredar, berikut ini rincian insentif tenaga kesehatan, PPDS, dan santunan kematian:

1. Dokter spesialis Rp7,5 juta

2. Peserta PPDS Rp6,25 juta

3. Dokter umum dan gigi Rp5 juta

4. Bidan dan perawat hanya memperoleh Rp3,75 juta

5. Tenaga kesehatan lainnya hanya mendapat Rp2,5 juta

6. Santunan kematian per orang Rp300 juta

Melihat salinan surat di atas, ada penambahan pemberian insentif kepada PPDS pada Tahun 2021. Sebagai perbandingan, berikut ini Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/278/2020 mengenai insentif tenaga kesehatan pada Tahun 2020:

1. Dokter spesialis Rp15 juta

2. Dokter umum dan gigi Rp10 juta

3. Bidan dan perawat Rp7,5 juta

4. Tenaga kesehatan lainnya Rp5 juta


Infografis 7 Tahap Daftar Vaksinasi Covid-19 via Ponsel untuk Tenaga Kesehatan

Infografis 7 Tahap Daftar Vaksinasi Covid-19 via Ponsel untuk Tenaga Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 7 Tahap Daftar Vaksinasi Covid-19 via Ponsel untuk Tenaga Kesehatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya