Konka Hidung Membengkak, Mungkin Itu Penyebab Hidung Sering Tersumbat

Hidung tersumbat merupakan masalah bagi setiap orang. Apalagi ketika musim hujan saat ini. Alhasil, aktivitas bisa terganggu dan membuat tak nyaman menjalankannya.

oleh Reza pada 16 Mar 2021, 10:32 WIB
Diperbarui 14 Apr 2021, 18:34 WIB
Konka Hidung
Konka Hidung (Foto:EMC)

Liputan6.com, Jakarta Hidung tersumbat merupakan masalah bagi setiap orang. Apalagi ketika musim hujan saat ini. Alhasil, aktivitas bisa terganggu dan membuat tak nyaman menjalankannya. Namun, tahukah kamu bahwa hidung tersumbat bukan karena faktor cuaca semata, melainkan banyak faktor yang bisa menyebabkan hal itu. 

Menurut Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok & Bedah kepala – Leher, Rumah Sakit EMC Sentul, dr. Edo Wira Candra, M.Kes, Sp.THT-KL, FICS mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor hidung bisa tersumbat. Mulai dari pembengkakan konka hidung, sinusitis, konsumsi alkohol, pilek alergi, common cold, penggunaan semprot hidung dekongestan berlebihan, sekat hidung bengkok.

Tak hanya itu, ia melanjutkan bahwa faktor lainnya, seperti udara kering, pembengkakan adenoid, makanan terutama  yang pedas, benda asing pada hidung, pengaruh hormonal, polip hidung, polusi udara, kehamilan, stress,  merokok, tumor dan lain-lain.

Mengenal penyebab hidung tersumbat

Agar lebih pasti mengetahui penyebabnya, lanjut dr. Edo Wira Candra pasien bisa berkonsultasi dengan dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok & Bedah Kepala – Leher, untuk dilakukan pemeriksaan secara akurat perihal kemungkinan penyebab dan diskusi pemilihan penanganannya. 

“Salah satu yang sering ditemui menjadi penyebab sumbat hidung adalah konka hidung yang membengkak. Hal ini akan menyempitkan rongga udara hidung dan membuat nafas menjadi tidak plong hingga sumbat total,” tutur dr. Edo Wira Candra.

Ia melanjutkan, seringkali masih banyak masyarakat yang kurang paham tentang perbedaan antara istilah Konka hidung dan Polip. Konka hidung yaitu selaput lendir yang terdapat pada bagian pinggir rongga hidung yang menyelimuti tulang tipis. Selaput lendir tersebut bisa membengkak dan kadang saat bercermin melihat ke bagian lubang hidung, akan nampak seperti daging berbentuk bundar yang berwarna kemerahan.  

“Konka hidung ini sebenarnya adalah anatomi atau struktur normal yang ada pada hidung, namun kadang menjadi bengkak dan menimbulkan gejala sumbat. Sedangkan polip adalah pertumbuhan jaringan baru di dalam rongga hidung akibat faktor tertentu, dan polip ini biasanya berwarna keputihan atau bening keruh kekuningan. Sumbat yang ditimbulkan oleh polip sering satu sisi hidung dan dirasakan terus menerus,” tutur dr. Edo Wira Candra.

Adapun keluhan lainnya yang diakibatkan pembengkakkan konka, menurut dr. Edo Wira Candra. Mulai dari napas tidak lega atau berbunyi, risiko terjadi sinusitis yang meningkat, seringkali pilek, bersin, hidung gatal, kadang mata  berair dan gatal, rasa sumbat setelah makan, sakit kepala atau nyeri pada area pangkal hidung.

Konka Hidung
Konka Hidung (Foto:EMC)

Selain itu, lanjut dr. Edo Wira Candra penyebab lainnya seseorang bisa ngorok, sulit berkonsentrasi, tidur tidak lelap, risiko mimisan, risiko sleep apneu atau henti nafas saat tidur, kepercayaan diri yang terganggu akibat sumbat dan sering membawa-bawa tisu, hingga depresi karena tak kunjung sembuh.

“Penyebab konka hidung ini bisa membengkak di antaranya dapat dipengaruhi oleh faktor alergi, sinusitis, iritasi hidung akibat polusi udara, tingginya kadar asam lambung, konsumsi obat-obatan tertentu, pengaruh posisi / gravitasi, pengaruh cuaca seperti udara dingin, pengaruh kimiawi dari zat-zat terhirup dan membuat iritasi, serta yang tidak kalah pentingnya adalah faktor psikis,” dr. Edo Wira Candra.

Pengobatan

dr. Edo Wira Candra menjelaskan, jika begitu, pasien perlu pengobatan, melalui pemeriksaan yang cermat, akan dapat disimpulkan penyebab sumbat hidung nya, sekaligus mendiskusikan pemilihan pengobatannya. 

“Pengobatan yang dipilih dapat berupa konsumsi obat-obatan minum peroral seperti obat anti alergi, oral dekongestan, bakan antibiotik bila ditemukan adanya tanda  infeksi hidung seperti sinusitis,” dr. Edo Wira Candra.

Selain itu, lanjut dr. Edo Wira Candra pengobatan lainnya dapat berupa tambahan yaitu cuci hidung dengan larutan garam istonis steril dan semprot hidung steroid. 

“Bila dengan pilihan pengobatan tersebut tidak mencapai hasil yang optimal untuk menurunkan ukuran konka hidung, maka dapat dipilih alternatif yaitu berupa prosedur operasi endoskopis minimal invasive untuk mengecilkan ukuran konka lebih  permanen dengan alat Radiofrekuensi (RF),” dr. Edo Wira Candra.

dr. Edo Wira Candra
dr. Edo Wira Candra (Foto:EMC)

Perlu diketahui, tindakan RF ini tidak membutuhkan sayatan maupun jahitan, seringkali tidak membutuhkan penamponan hidung sehingga tetap merasa nyaman paska tindakan, risiko perdarahan sangat minim, serta angka keberhasilan mengatasi sumbatan hidung yang sangat tinggi berkisar lebih dari 85%.  

Keuntungan lain dari tindakan ini adalah penderita tidak lagi selalu bergantung pada obat-obatan yang diminum berulang untuk mengatasi keluhan sumbat hidung. Tindakan ini dapat dilakukan dengan pembiusan lokal maupun total yang lebih nyaman. Gambar disamping menunjukkan  perbedaan ukuran konka kedua hidung sebelum (atas) dan setelah (bawah) dilakukan tindakan Reduksi konka dengan RF. 

“Terapi dengan tindakan reduksi konka dengan RF ini menjadi terapi alternatif terbaik saat ini untuk mengatasi masalah sumbat hidung yang sudah cukup lama diderita namun tidak kunjung memperoleh hasil  yang memuaskan setelah pengobatan berulang,” dr. Edo Wira Candra. 

Artinya, pasien yang menderita hal seperti ini perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis THT-KL untuk mengevaluasi penyebab keluhan hidung tersumbat dan memilih terapi yang tepat  untuk mengatasinya.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya