Kurang Tidur Sekarang, Masalah Kesehatan Nanti

Masalah kesehatan akibat kurang tidur banyak yang tidak muncul secara langsung. Direktur Pusat Penelitian Gangguan Tidur Nasional Amerika Serikat Michael Twery menyebut mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk melihat gejala medis yang signifikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2021, 21:00 WIB
ilustrasi kurang tidur menyebabkan pusing/pexels
ilustrasi kurang tidur menyebabkan pusing/pexels

Liputan6.com, Jakarta - Masalah kesehatan akibat kurang tidur banyak yang tidak muncul secara langsung. Direktur Pusat Penelitian Gangguan Tidur Nasional Amerika Serikat Michael Twery menyebut mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk melihat gejala medis yang signifikan.

"Orang yang kurang tidur juga cenderung mengembangkan masalah medis klinis di kemudian hari karena ketidakefisienan tidur selama bertahun-tahun akhirnya menyusul mereka," kata Twery dikutip dari Livestrong.

Hal ini artinya jika seseorang saat ini kurang tidur tetapi tidak menderita penyakit, bukan berarti ia akan terhindar dari masalah kesehatan di kemudian hari. Meski serangan jantung kerap dituding sebagai penyebab kematian, Twery mengungkapkan para peneliti mulai melihat bagaimana kurang tidur meningkatkan peradangan dan aterosklerosis yang menjadi faktor serangan jantung. 

"Atau jika Anda meninggal karena kanker, alasan Anda memiliki risiko penyakit yang lebih besar adalah karena sistem kekebalan Anda tidak bekerja secara maksimal karena kurang tidur," tambah Twery.

Menurut Twery, ketika peneliti mempelajari populasi besar, rata-rata orang yang melaporkan tidur kurang dari tujuh jam secara teratur memiliki risiko lebih tinggi atas kondisi kesehatan yang buruk, penyakit, dan semua penyebab kematian.

Simak Juga Video Berikut

Terlalu Banyak Tidur Juga Tidak Baik

Ilustrasi Bangun Tidur/ Pexels
Ilustrasi Bangun Tidur (Foto oleh JESHOOTS.com dari Pexels).

Kurang tidur memang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, tetapi terlalu banyak tidur juga memiliki kemungkinan yang sama. Menurut Johns Hopkins Medicine, tidur lebih dari sembilan jam sering dikaitkan dengan diabetes tipe 2, penyakit jantung, obesitas, depresi, bahkan kematian. 

“Sains berpendapat bahwa tujuh hingga sembilan jam adalah yang terbaik bagi kebanyakan orang," jelas Twery.

Namun, dilansir dari CDC, kebutuhan tidur manusia di setiap fase kehidupannya relatif berbeda. Bayi di bawah umur tiga bulan, membutuhkan 14 sampai 17 jam tidur. Sementara, bayi usia empat hingga 12 bulan hanya 12 sampai 16 jam tidur.

Untuk anak usia satu sampai dua tahun memerlukan 11 sampai 12 jam tidur dan anak usia tiga sampai lima tahun 10 sampai 13 jam. Pada anak yang lebih besar, yakni dalam rentang usia 6 sampai 12 tahun butuh waktu tidur sekitar 9 sampai 12 jam.

Sementara, pada usia remaja membutuhkan waktu tidur 8 sampai 10 jam dan usia dewasa 18 sampai 65 tahun atau lebih membutuhkan waktu tidur rata-rata 7 sampai 9 jam.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19

Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya