Liputan6.com, Jakarta - Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menjadi salah satu yang dikhawatirkan usai vaksinasi COVID-19. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, mereka yang merasa bergejala usai divaksin bisa menghubungi nomor yang telah disediakan.
Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes mengatakan bahwa setelah divaksin penerima akan mendapatkan kartu vaksinasi.
Baca Juga
"Di kartu tersebut ada nomor telepon, nama, dan contact person yang bisa dihubungi kalau kita merasakan ada gejala efek samping," kata Nadia dalam dialog virtual beberapa waktu lalu, ditulis Kamis (8/4/2021).
Advertisement
Pada kontak tersebut, penerima vaksin dapat memberitahu apa saja keluhan yang dia rasakan setelah mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Nadia mengatakan, nantinya pasien akan diarahkan oleh petugas. Apabila KIPI yang dialami bersifat ringan seperti bengkak atau kemerahan, mungkin bisa diberikan pertolongan sederhana seperti dikompres.
"Kalau misalnya demam tidak terlalu tinggi, mungkin hanya hanya dianjurkan minum obat penurun panas," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung tersebut.
"Kalau memang dianjurkan pergi ke rumah sakit, akan dianjurkan ke rumah sakit-rumah sakit rujukan untuk penanganan KIPI-nya," kata Nadia.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Penjelasan Pakar Soal KIPI
Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari menyebutkan, beberapa efek samping vaksinasi yang umum adalah rasa nyeri, pembengkakan, atau kemerahan di tempat suntikan, badan terasa lemas, pusing, nyeri otot, menggigil, demam, hingga mual.
Hindra mengatakan gejala-gejala tersebut sesungguhnya memiliki proporsi yang kecil dan merupakan reaksi alami yang ditimbulkan tubuh ketika ada benda asing yang masuk.
"Di tiap-tiap orang berbeda-beda daya terimanya. Ada yang memang sama sekali tidak bergejala, ada yang menunjukkan gejala ringan, namun juga ada yang cukup menderita karena gejala-gejala tadi."
Hindra mengatakan, KIPI yang dialami tiap orang sangat bervariasi dan juga bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti biopsikososial, kejiwaan, dan lingkungan setiap penerima.
"Seperti kita makan cabe. Kalau istri saya makan cabai dia asyik saja. Lain dengan saya yang kalau makan waduh, seperti terbakar," ujarnya. Ia menambahkan reaksi-reaksi tadi biasanya hilang dalam satu sampai dua hari dengan atau tanpa pengobatan.
Berdasarkan laporan yang diterima Komnas KIPI sejauh ini, vaksin COVID-19 yang telah digunakan di Indonesia masih terbilang aman.
Hindra pun menegaskan risiko KIPI yang ditimbulkan usai vaksinasi saat ini pun masih lebih kecil dibandingkan risiko yang timbul apabila seseorang terkena COVID-19.
"Jadi bagaimana pun lebih baik divaksin daripada tidak. Kita jangan sampai lengah atau menunda. Virus itu tidak pernah menunda, dia menunggu kita lengah," kata Hindra.
Advertisement