Liputan6.com, Jakarta Empat orang di Sulawesi Utara (Sulut) sudah menjalani observasi usai mendapat suntikan vaksin AstraZeneca. Berdasarkan kajian serta investigasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin AstraZeneca reaksi yang terjadi kategori ringan.
Sebelumnya, Komnas KIPI menerima laporan dari Komda KIPI Sulut tentang adanya peserta vaksinasi vaksin AstraZeneca yang merasa menggigil, demam, dan pegal. Hal ini membuat Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Utara menangguhkan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca.
Baca Juga
"Setelah Komda KIPI mengkaji dan menginvestigasi bersama Badan POM, Kemenkes, WHO, dan UNICEF, ternyata reaksinya termasuk ringan,” terang Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari dalam konferensi pers daring pada Selasa, 30 Maret 2021.
Advertisement
Terkait kejadian tersebut, pemerintah kembali menegaskan bahwa vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia, termasuk AstraZeneca, hanya dipilih yang aman dan efektif. Dalam pemilihan vaksin COVID-19, pemerintah senantiasa mendengarkan saran dan masukan dari para ahli, termasuk dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan World Health (WHO).
“Hal itu dilakukan karena pemerintah hanya ingin menyediakan jenis vaksin yang aman dan efektif untuk seluruh masyarakat indonesia,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi di kesempatan yang sama.
Negara-Negara Berebut Vaksin COVID-19
Vaksin memiliki peran penting dalam menekan angka kesakitan akibaat COVID-19. Negara-negara di dunia pun berebut untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Beruntung, Indonesia bisa mendapatkan salah satu vaksin yang telah mendapat persetujuan dari BPOM seperti disampaikan Medical Specialist WHO Indonesia, Vinod Bura.
Atas dasar tersebut, vaksin AstraZeneca bisa digunakan baik untuk golongan usia 18 tahun keatas maupun kepada lanjut usia (lansia). Bahkan, pemberian pada lansia memiliki manfaat baik.
“Vaksin ini bisa diberikan pada usia 18 tahun dan juga untuk lansia, vaksin ini sangat baik untuk lansia, sangat aman, dan dapat menghasilkan imunogenisitas yang sangat tinggi,” kata Ketua ITAGI, Sri Rezeki Hadinegoro yang juga hadir di kesempatan yang sama.
Advertisement