Persiapkan Lonjakan COVID-19 Usai Libur Lebaran, Menkes: Saya Berdoa Tidak Terpakai

Menkes mengungkapkan beberapa strategi pemerintah dalam mempersiapkan lonjakan kasus COVID-19 yang mungkin terjadi usai libur Lebaran

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 10 Mei 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2021, 16:00 WIB
FOTO: Kapasitas RS Rujukan COVID-19 di Jakarta Tersisa 13 Persen
Pasien COVID-19 terlihat pada jendela salah satu kamar isolasi Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (19/1/2021). Menipisnya tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit rujukan COVID-19 akibat melonjaknya kasus positif pascalibur panjang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan persiapan pemerintah dalam menghadapi potensi lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi usai libur Lebaran.

"Tugas kami mempersiapkan kondisi terburuk. Saya merasa dan berharap, Insya Allah ini tidak terjadi. Tapi kalau terjadi peningkatan penularan kita ingin melakukan antisipasi agar tidak kaget," kata Menkes Budi pada Senin (10/5/2021).

Dalam konferensi persnya dari Istana Kepresidenan Jakarta, Menkes mengatakan bahwa hal penting yang harus dipersiapkan adalah ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, obat-obatan, serta fasilitas lain seperti oksigen.

Di pemaparannya, Budi Gunadi mengungkapkan bahwa total tempat tidur yang tersedia di seluruh rumah sakit secara nasional adalah sekitar 390 ribu, dengan tempat tidur untuk COVID-19 adalah sekitar 72 ribu.

Untuk ICU nasional, Menkes mengatakan jumlahnya ada sekitar 22 ribu, dengan ICU untuk pasien COVID-19 adalah sekitar 7.500.

"Saya ingin memberikan gambaran bahwa kapasitas rumah sakit dan ICU yang kita miliki masih tiga kali lebih besar daripada kapasitas tempat tidur dan ICU yang kita dedikasikan untuk COVID," ujarnya.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

8 Provinsi Diminta Waspada

FOTO: Melihat Alat Pendukung Perawatan Pasien di RS Darurat COVID-19
Alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 terlihat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Budi Gunadi mengatakan, untuk tempat tidur isolasi yang ditempati saat ini adalah sekitar 23 ribu dari kapasitas 65 sampai 70 ribu.

"Jadi kita masih punya room sekitar 40 ribu lagi atau masih sekitar hampir 200 persen atau dua kali lipat dari keterisian pasien COVID sekarang."

Untuk ICU, Budi mengatakan yang saat ini sudah terisi adalah sekitar 2.500 dari sekitar 7.500 yang sudah disiapkan. "Saya berdoa persiapan itu tidak terpakai dan tetap kosong. Tapi kalau pun ada setidaknya kita sudah melakukan persiapan," ujarnya.

Namun, Menkes meminta beberapa provinsi untuk waspada karena berdasarkan data yang ia terima, tingkat keterisian ICU dan tempat tidur isolasinya jauh lebih tinggi.

Dalam pemaparannya, ada delapan provinsi yang bed occupancy ratio untuk COVID-19 nya sudah di atas 50 persen.

"Yang sudah cukup tinggi adalah Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur," kata Budi.

Sementara untuk obat-obatan, Budi menyebutkan bahwa ketersediaan disiapkan dengan asumsi peningkatan kasus aktif sebesar 50 persen pasca Idul Fitri.

"Jadi di sini pesannya adalah tolong bantu teman-teman dari Pemda (Pemerintah Daerah) agar bisa memonitor dan mempersiapkan rumah sakit, alat kesehatan, dokter, dan tenaga kesehatan yang di sana."

Infografis Geger Kerumunan Pasar Tanah Abang

Infografis Geger Kerumunan Pasar Tanah Abang. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Geger Kerumunan Pasar Tanah Abang. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya